Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mengambil kebijakan untuk mengumrahkan ke Tanah Suci sebanyak 27 orang warganya yang dinilai layak dan menjadi yang terbaik dalam musabaqah Al-Qur'an yang berlangsung 6-10 Oktober 2017 lalu.
Musabaqah tersebut diantaranya tingkat keluarga, Musabaqah Al-Qur'an bagi Reje (Kepala Kampung) dan istri, Imam kampung dan istri, penghafal Al-Qur'an dewasa dan remaja masing-masing putra putri, Musabaqah Al-Qur'an terbaik dari kalangan pimpinan dayah dan balai pengajian.
Kepala Dinas Syari'at Islam Aceh Tengah, Alam Syuhada mengatakan 27 orang tersebut akan diberangkatkan umrah pada akhir November 2017 nanti.
"Mudah-mudahan semua pengurusan administrasi lancar sehingga tahun ini juga dapat diberangkatkan Umrah," ujar Alam Syuhada, Kamis 12 Oktober 2017 di Takengon.
Keluarga Syarifuddin asal Kecamatan Kebayakan menjadi terbaik pertama, disusul terbaik kedua keluarga Muhammadin asal Kecamatan Bebesen dan Anwar asal Kecamatan Linge menjadi yang terbaik ketiga. Seluruh anggota keluarga dari tiga keluarga ini diberangkatkan Umrah.
Peringkat pertama tingkat Reje diraih oleh M. Nur yang merupakan Reje Simpang Kelaping Kecamatan Pegasing. Sementara Imam kampung terbaik Musabaqah Al-Qur'an diraih oleh Tgk. Sehruddin yang merupakan Imam Kampung Bebesen Kecamatan Bebesen.
Klasifikasi Penghafal Qur'an terbaik tingkat dewasa putra diraih oleh Candra Mughy Prayogo asal Kecamatan Ketol, Tingkat Dewasa Putri Anis Khaerunnisa asal Kecamatan Lut Tawar. Untuk tingkat Remaja Putra diraih oleh Muhammad Dzaki Abrar asal Kecamatan Bebesen dan tingkat Remaja Putri diraih oleh Leni Mardiani Sari asal Kecamatan Jagong Jeget.
Berikutnya, pimpinan Dayah Ulumul Qur'an Bebesen, Al Chairi, pimpinan Dayah Bustanul Fata Pamar, Inu Sa'adah, serta Sri Wagiana dari balai pengajian Bebesen.
Apresiasi umrah tersebut, menurut Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin sangat pantas diberikan sebagai bentuk penghargaan daerah bagi warga yang selama ini sudah mempelajari Al-Qur'an, baik dalam membaca dan menghafalnya.
Pemberian apresiasi tersebut juga sebagai motivasi bagi warga yang lain untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, Nasaruddin mengatakan hadiah atau penghargaan bukanlah tujuan utama dari musabaqah yang dilaksanakan oleh pihaknya.
"Para keluarga yang terbaik ini nanti menjadi contoh di tengah masyarakat, demikian juga Reje dan Imam menjadi panutan bagi warganya untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari," kata Nasaruddin penyerahan penghargaan, Selasa (10/10) lalu.
Berbeda dengan musabaqah yang biasa, ini ketiga kalinya Aceh Tengah menggelar Musabaqah Al-Qur'an tingkat keluarga. Disusul dengan tahun kedua untuk Musabaqah Al-Qur'an bagi Reje dan istri, Imam kampung dan istri, penghafal Al-Qur'an dewasa dan remaja masing masing putra putri.
Untuk tahun ini juga dimulai Musabaqah Al-Qur'an bagi pimpinan dayah dan balai pengajian. (*)