CEMBURU itu merupakan sifat yang pernah
dirasakan oleh semua orang, baik iru dari kalangan anak kecil sampai dengan
yang sudah dewasa. Cemburu itu ialah fitrahnya manusia.
Ketika
rasa cemburu itu menghampiri manusia, sifat yang ditunjukkan itu berbagai
ekspresi, ada yang menangis, ada yang marah-marah, ada yang mengurunng diri
dikamar, ada ayng merajuk, pergi ke suatu tempat, bahkan ada yang melakukan
sesuatau keburukan.
Cemburu
memang sangat erat kaitannya denga rasa cinta, bagaimana tidak? Rasa cemburu
itu biasanya timbul pada orang yang sangat kita cintai. Namun, perlu kita
ketahui cemburu memiliki dua jenis, cemburu yang terpuji dan cemburu yang
tercela.
Cemburu
yang terpuji ialah rasa cemburu yang tidak melampaui batas syariat. Sedangkan rasa
cemburu yang tercela adalah yang melampaui batas syariat. Maka hati-hatilah
dengan kecemburuan yang melampau syariat, karena itu bisa berdampak pada
prasangka buruk. Karena sifat prasangka buruk itu dilarang.
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Qs.
Al-Hujurat (49): 12]
Rasulullah SAW juga bersabda :
“Jauhi oleh kalian prasangka
karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan.”
Begitulah apabila cemburu berlebihan, cemburu yang berlebihan dapat
menimbulkan suatu prasangka yang buruk, yang jatuhnya pada akhlak tercela, dan
dalam hadits di atas pun telah dijelaskan bahwa prasangka adalah sedusta-dusta
pembicaraan. [Etha Rachmah | Mirajnews]