WASATHA.COM – Dalam rangka
peduli akan makam raja-raja dan ulama serta situs kerajaan Aceh segenap pewaris
besar Raja-raja Aceh, keluarga besar Tuanku, keluarga besar Uleebalang Aceh dan
keluarga besar habaib/alawiyyin Aceh silaturrahmi di Tugu Km 0 Banda Aceh, Gampong Pande, Banda Aceh, Ahad (9/10/2017).
Acara ini tidak hanya dihadiri
oleh pewaris besar Raja-raja Aceh, namun hadir juga Tokoh Sejarawan Aceh Drs
Rahman Kaoy, anggota komisi III DPR RI Nasir Djamil, Para Dosen di beberapa
Universitas, mahasiswa dan beberapa tokoh masyarakat.
Baca : Hari Ini, Liga Santri Nusantara (LSN)Aceh Resmi Digelar
Baca : Hari Ini, Liga Santri Nusantara (LSN)Aceh Resmi Digelar
Drs Rahman Kaoy dalam sambutannya
mengatakan, Ia yakin dan percaya, apakah gubernur, apakah bupati atau siapa
saja. beliau sama hatinya dengan kita. “
Pasti akan memberikan kemulian dan kejayaan untuk orang yang sudah pernah berjaya untuk bangsa ini, yang telah berjaya untuk agama ini, yang telah berjaya untuk masyarakat kita ini,” kata Rahman Kaoi.
Pasti akan memberikan kemulian dan kejayaan untuk orang yang sudah pernah berjaya untuk bangsa ini, yang telah berjaya untuk agama ini, yang telah berjaya untuk masyarakat kita ini,” kata Rahman Kaoi.
Sementara itu, anggota komisi III
DPR RI Nasir Djamil dalam sambutannya mengatakan, sebenarnya kita punya modal
untuk menyelamatkan adat, budaya peninggalan leluhur kita.
“Kita punya modal besar, dulu di
Aceh ada LAKA (Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh) lalu kemudian berubah menjadi
MAA (Majelis Adat Aceh) lalu sekarang berubah menjadi Wali Nanggroe. Jadi ini
dibuat bukan untuk gaga-gagahan. Saya yakin sekali bahwa LAKA, MAA, dan Wali
Nanggroe itu dihadirkan untuk memperkuat dan mempersatu menjadi pemersatu
masyarakat Aceh dan juga memperkuat adat dan kebudayaan yang ditinggalkan oleh
leluhur kita,” ujar Nasir Djamil.
Baca : Calon Keuchik Ini Gak Bisa DitesBaca Qur'an, Karena Sudah Pindah Agama
Baca : Calon Keuchik Ini Gak Bisa DitesBaca Qur'an, Karena Sudah Pindah Agama
“Oleh karena itu kita punya modal
untuk menjaga warisan leluhur kita, berupa kebudayaan adat dan berbagai macam
situs lainnya,” ungkapnya
Lebih lanjut salah satu anggota
parlemen ini juga mengingatkan bahwa, Kami dari anggota parlemen yang
mewakili rakyat Aceh dengan kewenangan yang kami miliki untuk kemudian
mengingatkan bahwa tempat yang mulia ini, tempat yang bersejarah ini menjadi
tempat pembuangan kotoran manusia,” pungkas Nasir Djamil.*Dhi