Foto (AA)
WASATHA.COM -
Warga Palestina merayakan pencabutan pembatasan
yang diberlakukan di kompleks kiblat pertama dalam Islam itu oleh otoritas
Israel. Setelah beberapa hari terjadi demonstrasi dan bentrokan di Kota Al-Quds
dan Tepi Barat, Kamis (27/07/2017) dini hari.
Kantor berita Palestina Ma’an mengutip saksi yang mengatakan
bahwa rezim Tel Aviv telah mencabut hambatan, perancah, kamera berteknologi
canggih dan pemindai logam yang baru saja dipasang, setidaknya di satu gerbang
untuk masuk ke kompleks kiblat pertama umat Islam tersebut.
“Selama 12 hari tidak ada yang tidur,
tidak ada yang melakukan apapun kecuali memprotes langkah Israel melawan Masjid
Al-Aqsha,” kata seorang warga Palestina, demikian Press
TV memberitakan, seperti dilansir Mirajnews.com
dan dikutip Wasatha.com.
Sementara itu, Dewan Wakaf Al-Aqsha, badan yang mengelola kompleks masjid
tersebut, merasa ragu dan Direktur Omar Kiswani mengumumkan bahwa tidak akan
terburu-buru untuk memasuki Al-Aqsha, juga warga harus berhati-hati.
“Kami akan menunggu panitia teknis, yang kami tetapkan, untuk
menyelesaikan penyelidikannya di Al-Aqsha. Kami tidak akan mempercepat
keputusan kami untuk memasuki Al-Aqsa atau tidak,” kata Kiswani kepada wartawan
di Gerbang Isbat sebagaimana laporan Anadolu Agency.
Perlawanan
besar Muslimin di Al-Quds dan tekanan dari negara-negara dunia terhadap
pemerintah Israel terkait kekerasan tentaranya kepada jemaah salat dan
demonstran, membuat Tel Aviv melonggarkan kebijakan keamanannya di kompleks
Al-Aqsha.
Baca Juga: