LEBARAN sebentar lagi, hari yang dinanti-nanti. Beberapa daerah di Indonesia terutama di Jawa menggunakan istilah Lebaran untuk Idul Fitri.
Lebaran artinya
usai, sudah, menandakan berakhirnya waktu puasa.
Lebaran berasal
dari kata ‘lebar” yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai
lebaran dapat, nilai-nilai inadah puasa tidak berlanjut alias lubaran
(bubaran).
Lebaran ke
tempat wisata, bercampur lelaki perempuan, itu maknanya lebaran tapi imannya
lubaran.
Lebaran tiba,
makan foya-foya, tidak peduli sekitarnya, itu pun mengandung makna telah
lubaran pula hakikat menahan diri Puasa sebulan penuh.
Ya, lebaran baju
baru, makanan baru, uang baru dan semua serba baru. Tak terasa pamer segala
yang baru itu. sementara yang kurang beruntung hanya tersenyum kecut.
Inikah makna
lebaran? Apakah tidak dengan iman yang terbarukan karena telah dibahus dengan
berbagai amalan kebajikan.
Pepatah Arab
mengatakan “Bukanlah ‘Ied itu untuk yang berpakaian baru semata. Namun
sebenarnya ‘Ied itu yang bertambah takwanya”.
Apakah juga
bukan dengan langkah-langkah baru menatap masa depan dengan berbagai program
tarbiyah (pendidikan) diri, keluarga dan masyarakat serta bangsa ini. Bukan
dengan langkah-langkah main-main dan senda gurau semata.
Ini bukan
bermaksud mengurangi keceriaan bersama merayakan Hari Raya Idul Fitri. Namun
lebih pada mengingatkan agar Hari Raya Idul Fitri memang benar-benar menjadi
hari kembalinya iman, jiwa, rohani ke dalam fitrahnya sebagai hamba Allah,
sebagai manusia yang telah bertaubat.
Wallahu a’lam
bish shawwab.[Ali
Farkhan Tsani | mirajnews.com]