Ilustrasi | deligeistproduction |
DALAM
kehidupan seorang
Muslim, segala sesuatu yang ada di dunia ini bisa menjadi pelajaran.
Artinya,
selalu ada ibrah di balik semua kejadian atau ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
di muka bumi ini. Salah satu ciptaan Allah yang pasti akan menjadi tempat tinggal
terakhir saat manusia menghadap-Nya (mati) adalah kuburan.
Bagi seorang Muslim yang kuat imannya,
melihat kubur akan memberikan makna tesendiri, seolah-olah kubur berkata-kata
kepadanya dan memberi nasihat.
Paling tidak, ada 7 nasehat kubur yang mesti
direnungi oleh setiap Muslim, antara lain sebagai berikut.
Pertama, kubur adalah tempat yang gelap
gulita. Jika bisa bicara, ia akan berkata, “Aku adalah tempat yang paling
gelap di antara yang gelap, maka terangilah aku dengan salat Tahajud.
Mengapa harus menerangi kubur dengan
salat tahajud? Di dalam kubur, tidak ada secercah cahaya dan sekilas sinarpun
yang menyelusup masuk ke dalamnya. Tiada seorangpun yang dimasukkan kedalamnya
melainkan ia akan merasakan dalam keadaan gelap tiada tara.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda, Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya ada seorang perempuan hitam
atau pemuda yang biasa menyapu masjid. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merasa kehilangan akan dirinya, maka
beliau bertanya tentangnya. Mereka berkata, “ia telah meninggal dunia”.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Mengapakah kalian tidak
memberitahuku.” Namun mereka seakan-akan memandang remeh akan persoalannya.
Nabi bersabda, “Tunjukkan kuburnya kepadaku.” Lalu mereka menunjukkannya
kepadanya kemudian beliaupun sholat (jenazah) di atas kuburnya.
Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi
kegelapan bagi penghuninya dan Allah Ta’ala meneranginya untuk mereka dengan
sholatku atas mereka.” [HR Muslim:
956, al-Bukhoriy: 458, 460, 1337, Abu Dawud: 3203 dan Ibnu Majah: 1527. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: shahih].
Kedua, kubur adalah tempat yang paling
sempit, maka luaskanlah ia dengan bersilaturahim.
Di antara jenis azab kubur selanjutnya adalah dengan mendapatkan
himpitan kubur yang akan mematahkan dan menghancurkan tulang belulang
penghuninya.
Bahkan hampir semua orang yang mati itu ketika dikuburkan di
dalam kuburnya akan merasakan himpitan kubur lalu akan dilonggarkan darinya
dari sebab keimanan dan amal shalihnya.
Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda, Dari Abu Ayyub radliyallahu
anhu bahwasanya ada seorang anak
kecil dikuburkan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Seandainya ada seseorang
terbebas dari himpitan kubur, niscaya anak ini terbebas.” [HR ath-Thabraniy di dalam al-Kabiir, Abu
Ya’la dan adl-Dliya’. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih].
Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh
al-Barro’ bin Azib radliyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bercerita, “Maka datanglah kepadanya sebahagian dari panas dan anginnya api
neraka dan dipersempitlah kuburnya atasnya sehingga tulang belulangnya
berselisih.” [HR Abu Dawud: 4753, Ahmad: IV/ 287-288, 295-296 dan siyak hadits ini baginya, al-Hakim, ath-Thoyalisiy
dan al-Ajuriy di dalam kitab asy-Syari’ah halaman 327-328. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Shahih].
Tak seorang pun
yang bebas dari himpitan kubur, bahkan
para sahabat sekalipun akan mengalami himpitan kubur. Dari Ibnu Umar radliyallahu anhumadari
Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallambersabda:
“(Orang)
inilah (yaitu Sa’d bin Mu’adz radliyallahu
anhu) yang arsy berguncang karenanya, pintu-pintu langit terbuka lantarannya
dan tujuh puluh ribu malaikat menyaksikannya. Sungguh-sungguh ia telah dihimpit
(oleh bumi) dengan sekali himpitan lalu ia dilonggarkan darinya.” [HR an-Nasa’iy: IV/ 100-101. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: shahih].
Ketiga, kubur adalah tempat yang paling
sepi maka ramaikanlah ia dengan perbanyak baca Al-Quran. Kubur adalah tempat yang paling sepi. Selain
panas, sepi menjadi hal yang menakutkan bagi setiap orang. Bisa jadi, saat di
dunia, ia ditemani oleh teman-teman, saudara, dan keluarganya, tapi ketika
masuk ke dalam kubur, ia akan merasakan kesepian tak terkira.
Kubur adalah tempat dimana setiap
orang yang berakal akan merasakan betapa sepinya. Sesepi-sepinya kita di dunia,
tapi tentu saja masih sangat mencekam kesepian di dalam kubur. Karena itu
siapkan diri untuk bekal menghadapi kesepian itu kelak dengan memperbanyak membaca
Al-Quran.
Keempat, kubur adalah tempatnya
binatang-binatang yang menjijikan maka racunilah ia dengan amal sedekah.
Jika saya dan Anda tidak ingin bertemu
dengna binatang-binatang yang menjijikkan kelak di alam kubur, maka persiapkan
diri sejak sekarang untuk menangkalnya dengan memperbanyak sedekah.
Imam Ibnul Qoyyim RA
berkata, “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan
untuk menolak berbagai bencana sekalipun pelakunya orang yang Fajir (pendosa),
zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah Ta’ala. akan menghilangkan
berbagai macam bencana dengan perantaraan sedekah tersebut.
Hal ini sudah menjadi
rahasia umum bagi umat manusia. Sebagian besar umat manusia sepakat tentang hal
ini karena mereka telah mencobanya.” (dari terjemahan Al- Wabilu ‘Sh Shoyyib karya Ibnul Qoyyim).
Kelima, kubur adalah tempat yang bisa
menghimpit manusia. Maka cara agar terbebas dari himpitan kubur adalah
dengan menegakkan solat lima waktu. Hari ini, betapa banyak orang yang lebih
sibuk dengan pekerjaannya sehingga lupa melaksanakan solat lima waktu. Padahal,
solat lima waktu adalah syarat yang menjadi pondasi diterimanya amal ibadah.
Dalam
sebuah hadis, “Dari Abu Hurairah, ia berkata:
Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya
pertama-tama perbuatan manusia yang dihisab pada hari kiamat, adalah solat
wajib. Maka apabila ia telah menyempurnakannya (maka selesailah persoalannya).
Tetapi apabila tidak sempurna shlatnya, dikatakan (kepada malaikat), “Lihatlah
dulu, apakah ia pernah mengerjakan shalat sunnah! Jika ia mengerjakan shalat
sunnah, maka kekurangan dalam shalat wajib disempurnakan dengan shalat
sunnahnya”. Kemudian semua amal-amal yang wajib diperlakukan seperti itu.”
[HR. Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 345]
[Bahron Ansori, Pengamat Sosial Agama, menetap di Majalengka, Jawa Barat. Email: abunajma16@yahoo.com]