Iklan

Iklan

Habib atau Syarief Rizieq?

11/14/20, 06:34 WIB Last Updated 2020-11-14T03:21:37Z



WASATHA.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu salah satu surat kabar lokal di Aceh harus minta maaf karena kesalahan menulis Rizieq Shihab tanpa didahului kata Habib.


Ini kejadian langka dan kali pertama di Aceh. Tahukah anda mengenai di balik nama sebuatan Habib dan apa kaitannya dengan garis keturunan Rasulullah Muhammad SAW? Lalu apa hubungannya dengan makna syarif dan sayid?


Rubrik Ihram pada Republika Online mengupas tuntas asal mula gelar Habib dan siapa yang layak memakainya.


Diskusi ini juga makin ramai dan erat kaitannya dengan sebuan yang kini lekat di sandang sosok ulama yang baru pulang dari Makkah pada Selasa lalu (10/11), Habib Riziek Shihab. 


Budayawan sekaligus Ulama Emha Ainun Najib atau Cak Nun mengatakan penyebutan Habib Rizieq Shihab dinilai kurang tepat. Seharusnya, Rizieq, dipanggil dengan panggilan Syarief. 


“Habib Rizieq, dia bukan habib tapi Syarief Rizieq,” ujarnya dalam ceramah daring yang diunggah dalam akun IslamTv19 pada Kamis (12/11).


Dalam ceramahnya dia menjelaskan kata 'habib' merupakan panggilan dari seorang cucu kepada kakeknya. 


“Habib, itu maksudnya Mbah, panggilan Kakek untuk Jawa. Lalu Habib Kwitang dulu di Jakarta sama cucunya dipanggil Habib-habib, lalu para tetangga juga ikutan manggil habib. Akhirnya sekarang kalau ada orang Arab dipanggil Habib,” jelas dia.


Panggilan Syarif menurutnya adalah lebih pas untuk mereka yang keturunan Sayyidina Husein. Sedangkan keturunan Sayyidina Hasan disebut dengan Sayyid. Dia mencontohkan dengan Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri yakni Sayyid Sulaiman yang berarti dari keturunan Sayyidina Hasan.


Sebutan habib juga tidak ada hubungannya dengan darah keturunan Nabi Muhammad. Cak Nun mengakui penyebutan habib berbeda di Nusantara dengan negara-negara di Timur Tengah. 


Kalau di Timur Tengah, habib adalah orang-orang dari Yaman yang pergi ke Makkah atau Madinah untuk mencari Rasulullah karena mereka sangat kagum dan mencintai beliau. Lalu, mereka disebut habib atas rasa cintanya kepada Rasulullah.


Sementara Guru Besar Sosiologi Agama & Ketua Komisi Hukum MUI Pusat, Mohammad Baharun menjelaskan habib secara harfiah berarti kekasih Allah. 


Kemudian secara historis dicantumkan oleh umat seperti tradisi di sini kepada ulama yang ada silsilah keturunan dengan Rasulullah. Para keturunan Rasulullah, baik Sayyidina Hasan dan Husein kata dia disebut dengan Syarif.


“Di Timur Tengah malah tak ada sebutan habib, jamaknya habaib. Yang ada sebutan "Syarif" atau yang mulia,” ujar dia saat dikonfirmasi, Jumat (13/11).


Lebih lanjut dia menjelaskan, Rasulullah mempunyai beberapa putra, namun meninggal saat mereka masih kecil. Di masa itu, anak lelaki menjadi kebanggaan tersendiri, sehingga musuh-musuh Islam menghina Rasul yang tidak mempunyai keturunan dari anak lelaki. Maka turun ayat-ayat yang juga menjadi 'asbabun nuzul' atau sebab turunnya wahyu surat Al-Kautsar. Intinya, itu ditujukan kepada orang kafir yang menghina Rasulullah tidak mempunyai generasi penerus itulah yang putus keturunannya.


Dia menambahkan cucu Rasulullah adalah Hasan dan Husein. Maka yang disebut keturunan habib di Indonesia ini adalah rata-rata keturunan ke 39 sampai 41 dari kakek utama Imam al-Uraydhi putra imam Jakfar as-Shodiq, putra Imam Muhammad al-Baqir, putra Imam Ali Zainal Abidin, dan putra Sayidina Husin bin Ali bin Abi Thalib RA.


“Keturunan Sayyidina Husein ada Yaman, Indonesia, Malaysia, Iraq dan beberapa negara Teluk dan Keturunan Sayyidina Hasan ada di Yordania, Maroko dan menyebar di beberapa negara di Afrika. Rata-rata mereka adalah ulama, selebihnya pedagang,” jelas dia.


Sehingga sebutan habib menjadi sebuah ekspresi tradisi di Nusantara kepada para keturunan Nabi Muhammad. Menurutnya, tradisi ini sudah melekat cukup lama sebagai rasa syukur atas nikmat Imam dan Islam yang disebarkan sejak awal dakwah ke nusantara.


Di Indonesia, ada sebuah organisasi yang mencatat keturunan Nabi Muhammad berdasarkan nama keluarga atau marga yang masih ada. 


Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen Umar bin Smith mengatakan panggilan Habib adalah untuk seorang Sayyid yang mempunyai ilmu luas khususnya agama, memiliki kegiatan dakwah, serta menjadi panutan bagi jamaah dan masyarakat sekitarnya.


Perlu diketahui, tidak seluruh Sayyid pantas dipanggil habib. Saat ini, ada degradasi makna Habib yang menjadi panggilan keakraban.


Dan memang benar ada panggilan kehormatan beruapa sebutan 'Syarif' yang ditujukan kepada mereka yang keturunan Rasulullah dari cucu, Sayyidina Hasan. sedangkan khusus di Indonesia, mayoritas keturunan Rasulullah dari Sayyidina Husein.


Nah, jika kembali kepada sebutan yang tersemat kepada Habib Rizieq Shihab, menurutnya, sebutan habib sangat pantas dia sandang dalam artian sebenarnya. Dan menurut Zein Umar, memang ada beberapa fakta yang jelas sekali menjabarkan bila Rizieq Shihab pantas disebut habib.


Beliau adalah seorang ulama, intelektual muslim, dan seorang da'i. Dari sisi nasab, beliau adalah seorang Sayyid dari marga Bin Shihab. Perlu diketahui jika kita mempelajari sejarah Bani Alawi atau Alawiyin marga Bin Shihab ini dikenal sebagai ahli ilmu, dan terlihat sampai kini,” jelas dia.


Selain itu, para murid dan jamaahnya sangat mencintainya, yang menjadikannya sebagai seorang habib yang 'mahbub'.


“Dia (Rizieq) pantas dipanggil habib karena kenyataannya memang mahbub, artinya dicintai oleh para muridnya, jamaahnya, dan sebagian umat Islam. Kalau beliau tidak dicintai, maka pasti tidak mungkin umat rela berjalan berkilo-kilo meter, berdiri berjam-jam diterik matahari hanya untuk melihat dan menjemput beliau di bandara pada Selasa kemarin itu,” kata dia.


Menyinggung soal sayid dan syarif yang lazim dikenal di Indonesia dengan sebutan habib, Zein Umar menegaskan sekarang cabang-cabang Rabithah di Indonesia masih terus melakukan proses pendataan terkait marga keturunan Rasulullah di Indonesia. Sedangkan jumlah marga Alawiyin di tanah air ada sekitar 62 marga.


"Ini merupakan komunitas Alawiyin terbanyak dibandingkan di negara-negara lain,'' tegasnya. [republika.co.id]






Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Habib atau Syarief Rizieq?

Terkini

Topik Populer

Iklan