Foto Google
RASANYA tak pernah ada
orang yang tak menginginkan hidupnya diliputi dengan kebahagiaan. Sebaliknya,
tak pernah ada pula orang yang menginginkan hidupnya dalam kesengsaraan.
Bahagia dan sengsara adalah paradoks kehidupan yang mau tidak mau pasti akan
dialami setiap manusia. Dalam menjalani proses kebahagiaan atau pun
kesengsaraan itu, setiap orang tentu saja tidak sama menyikapinya.
Seorang muslim, sudah tentu melihat
kebahagiaan dan kesengsaraan adalah ujian yang diberikan Allah Ta’ala
kepadanya. Sikap menyadari dengan sesadar-sadarnya inilah yang membedakan
seorang muslim dengan orang selainnya. Bisa jadi, seorang muslim yang diberi
ujian berupa kesengsaraan hidup oleh Allah Ta’ala, akan menerima dan melihatnya
sebagai satu tempaan imannya. Karena itu, sikap terbaik yang harus
ditunjukkannya adalah sabar.
Begitu juga sebaliknya, jika ia
diuji dengan mendapatkan kebahagiaan hidup maka sikap yang patut dan pantas
baginya adalah menyukuri dengan sebenar-benar rasa syukur atas segala nikmat
kebahagiaan itu. Dengan bersyukur itulah ia yakin Allah Ta’ala akan terus
menambah dan ‘mengekal’kan nikmat baginya. Sabar bila diberi ujian dan syukur
bila dititipi kebahagiaan berupa kekayaan, kedudukan, banyaknya anak-anak dan
besarnya pengaruh adalah sikap unik seorang mukmin yang tidak pernah dimiliki
oleh orang diluar mukmin.
Terkait rasa sabar dan syukur yang
menjadi kunci kehidupan seorang mukmin itu, sudah pernah disabdakan oleh Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Alangkah
mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa)
kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia
mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya,
dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan
baginya.” (HR. Muslim
no. 2999).
Paling tidak ada empat tanda
kebahagiaan dan empat tanda kesengsaraan, seperti dalam sebuah hadis yang disampaikan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Sallam, “Empat perkara termasuk dari kebahagiaan,
yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/lapang, tetangga
yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan 4 perkara yang
merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak
shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal.
302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan
Asy-Syaikh Al Albani Dalam Silsilah Al- Ahadits Ash-Shahihah no. 282).
Empat Tanda Bahagia
Merujuk pada hadis Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam di atas, maka tanda kebahagiaan itu bisa dijabarkan sebagai
berikut.
Pertama, istri
shalihah. Inilah tanda kebahagiaan pertama
bagi seorang lelaki muslim, yakni mempunyai pasangan hidup (istri)
shalihah. Punya istri shalihah itu sangat penting bagi seorang lelaki muslim.
Dalam beberapa hadis dijelaskan ada beberapa keuntungan bagi seorang lelaki
muslim jika dianugerahkan kepadanya seorang istri shalihah. Berikut beberapa
hadis yang menyatakan betapa untungnya
mempunyai istri shalihah.
a). Abdullah bin Amr radhiallahu’anhuma
meriwayatkan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Sallam bersabda.
“Sesungguhnya dunia itu adalah
perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467). Andai, hidup
seorang lelaki muslim itu diliputi kekurangan, maka ia tetap mempunyai
sebaik-baik perhiasan dunia saat ia mempunyai istri shalihah. Istri shalihah
tidak akan pernah menuntut macam-macam kepada suaminya, sebab ia tahu benar
akan kemampuan suaminya dalam mencari
nafkah. Tapi bukan berarti seorang pria muslim harus berpangku tangan,
tentu hal ini tidak dibenarkan.
b). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam
bersabda kepada Umar ibnl khathhab radhiallahu’anhu, “Maukah aku beritakan kepadamu tentang
sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila
dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia
pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no.
1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Sahih
3/57: “hadis ini shahih di atas syarat Muslim).
Jadi, perbendaharaan seorang lelaki
muslim yang terbaik bukanlah tabungannya yang milyaran rupiah tersimpan di
bank, atau kendaraan yang banyak lagi mewah bertebaran di halaman rumahnya,
atau sawah ladangnya yang luas, kedudukannya yang tinggi, pengaruhnya yang
besar ditengah masyarakat. Tapi perbendaharaan terbaik bagi seorang lelaki
muslim adalah istri shalihah, subhanallah.
c). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda, “Maukah
aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga
yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada
suaminya. Dimana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya
pada tangan suaminya seraya berkata, ‘Aku tak dapat tidur sebelum engkau
ridha.” (HR.
An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah,
Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287).
Istri shalihah adalah istri yang
penuh rasa kasih sayang tidak kasar kepada suaminya terlebih lagi kepada buah
hatinya. Istri shalihah adalah seorang wanita yang subur sehingga dari rahimnya
lahir anak-anak yang banyak, dan ia begitu sabar mendidik serta merawat
anak-anaknya karena semata-mata mengharap ridha Allah Ta’ala.
Istri shalihah adalah seorang wanita
yang selalu kembali kepada suaminya; artinya setiap ada permasalahan ia selalu
pecahkan bersama suaminya, bukan kepada lelaki lain yang haram baginya untuk
berbagi masalah rumah tangganya. Ia juga selalu menjaga kehormatan dirinya
serta menundukkan pandangan atas lelaki yang tidak halal baginya. Apa pun
permasalahan yang dihadapinya, maka suaminyalah tempat ia kembali untuk
berbagi; bukan kepada orang lain.
Istri shalihah juga adalah seorang
wanita yang jika suaminya marah, maka ia merasa gelisah, takut dan sangat
khawatir jika suaminya tak ridha kepadanya. Ia tak mau mempertahankan diri
meski ia merasa benar. Bukan kebenaran yang ia rebut, tapi sebaliknya kesalahan
yang ia rebut walau bisa jadi kebenaran ada padanya. Tapi karena ia
menginginkan keridhaan suaminya dan rahmat dari Allah semata, maka ia lebih
senang berebut kesalahan dan segera mendatangi suaminya seraya berkata,
“Sungguh sayang, aku tidak bisa tidur sebelum engkau ridha kepadaku. Maafkan
semua kata dan prilakuku yang sudah membuatmu marah.”
Subhanallah…inilah diantara beberapa
ciri istri shalihah. Pantaslah jika Nabi Shallallahu ‘alaih Wasallam mengatakan
tanda kebahagiaan pertama kali dalam kehidupan seorang lelaki muslim adalah saat
ia mempunyai istri shalihah, dan bukan yang lainnya. Masih banyak hadis lain yang menjelaskan tentang
siapa dan bagaimana istri shalihah itu.
Kedua, tempat tinggal yang luas/lapang. Tak bisa
dipungkiri mempunyai rumah atau tempat tinggal yang luas akan berpengaruh
kepada perasaan. Rumah dengan ruangan yang luas, taman yang luas tempat
bercengkrama keluarga apalagi saat keluarga besar kumpul, tentu sangat membantu
sehingga tidak bingung mencari tempat tumpangan ke tetangga misalnya. Rumah
yang luas juga bisa menjadi tempat terbinanya sebuah tarbiyah ruhiyah
seperti tempat berlangsungnya taklim-taklim untuk mengkaji hukum dan syariat
Islam. Banyak manfaat lain ketika Allah Ta’ala menakdirkan hamba-Nya memiliki
tempat tinggal yang luas dan lapang.
Ketiga, tetangga yang shalih. Bisa
dibayangkan jika kita mempunyai tetangga yang suka melanggar perintah Allah?
Karena itu, mempunyai tetangga yang shalih (baik) merupakan satu dari empat
tanda kebahagiaan yang dimiliki seorang muslim. Tetangga yang baik akan menjadi
wasilah (perantara) bagi tetangga muslim lainnya menggapai surga. Karena
itu, banyak hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berbicara seputar
tetangga ini, antara lain sebagai berikut.
a). Larangan keras mengganggu tetangga. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidak
akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari 6016 & Muslim
46).
b).
Wasiat Jibril untuk memperhatikan tetangga. Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
menuturkan, “Jibril selalu berpesan kepadaku
untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira tetangga akan ditetapkan
menjadi ahli warisnya.” (HR. Bukhari 6014 & Muslim 2624).
Dahsyat, hadis
diatas mengandung makna betapa pentingnya seorang Muslim memperhatikan
tetangga, sampai-sampai Malaikat Jibril pun langsung berpesan kepada teladan
terbaik manusia Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
c). Menyakiti tetangga lebih besar dosanya. Dari Miqdad bin Aswad radhiyallahu ‘anhu, Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Seseorang yang berzina dengan
10 wanita, dosanya lebih ringan dibandingkan dia berzina dengan satu orang
istri tetangganya. Seseorang yang mencuri 10 rumah, dosanya lebih ringan
dibandingkan dia mencuri satu rumah tetangganya.” (HR. Ahmad 23854 dan dinyatakan
Syu’aib Al-Arnauth sanadnya bagus). Masih banyak
hadis-hadis lain betapa pentingnya punya tetatangga yang baik dan berbuat baik
kepadanya.
Keempat, tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Siapa yang ingin
mempunyai kendaraan yang nyaman. Ada begitu banyak manfaat saat seorang muslim
memiliki kendaran yang bagus. Selain untuk membangun ukhuwah yang kuat dengan
silaturahim, juga bisa digunakan untuk membantu saudara seiman yang memerlukan
bantuan jasanya.
Kendaraan merupakan
salah satu nikmat yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada
manusia. Hal ini juga sebagai bukti curahan kasih sayang Allah Ta’ala kepada
para makhluk-Nya. Hal ini karena segala nikmat yang kita terima atau musibah
yang kita terhindar darinya merupakan tanda kasih sayang Allah Ta’ala kepada
kita. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan suatu tanda
(kebesaran Allah) bagi mereka adalah Kami angkut keturunan mereka dalam perahu
yang penuh muatan, dan Kami ciptakan bagi mereka (angkutan lain) seperti apa
yang mereka kendarai.” (Qs. Yasin: 41-42)
Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata ketika menjelaskan
ayat di atas, “Tanda dalam ayat tersebut maksudnya adalah tanda
kekuasaan Allah. Namun, di dalamnya juga terdapat tanda yang lain, yaitu rahmat
Allah kepada makhluk, serta kenikmatan yang diberikan kepada kita.” Selanjutnya
beliaujuga menerangkan bahwa ayat tersebut menjadi dalil atas kekuasaan
Allah Ta’ala, rahmat, dan karunia-Nya bagi kita, yaitu dengan
adanya perahu untuk mengarungi lautan menuju ke tempat yang lain, mengangkut
manusia, hewan-hewan ternak, dan semua yang bermanfaat untuk kita. Dan
Allah Ta’ala menjadikan perahu tersebut nyaman untuk
dikendarai sebagai nikmat bagi kita semua.
Ada pun empat tanda kesengsaraan adalah kebalikan dari empat tanda
kebahagiaan tersebut di atas. Semoga Allah Ta’ala memudahkan semua urusan kita
sehingga kita bisa mendapatkan kebahagiaan seperti tersebut dalam hadis Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di atas. Wallahua’lam.
Oleh Bahron Ansori, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA) / Tek
Baca Juga :