Foto : wasatha.com/Jandika
PERLOMBAAN
Musabaqah Syahril Qur'an pada Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR)
ke VIII begitu sengit, acara yang berlangsung di mushala kompas UIN Ar-Raniry
Banda Aceh. Sabtu (29/04/2017)
Dalam
kompetisi tersebut hanya 6 tim yang berhasil maju ke babak final, yaitu kontingen
dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Di wakili Asri Firdausia, Tajul Fuzari, dan Yulia
Usfa.
Membahas
menitik beratkan permasalahan tentang bagaimana madia harus bersikap jujur dan
adil dalam memberitakan hal ini sangat penting karena berita yang tidak di
sampaikan benar akan menjadi permasalahan dan konflik antar beragama.
Di ikuti
IAIN Palu diwakili Chairul Ansyari, Darma Khairani Abd Halim, dan Kartika Kirana
Lestari.
Membahas
bagaimana menghadirkan islam dalam kemajemukan, jangan bercerai berai dan
pemimpin harus bisa menjadi contoh serta tegakkan keadilan Kolusi Korupsi dan
Nepotisme (KKN).
Sunan
Gunung Djati Bandung diwakili Hasanuddin, Rizki Saffuna Jinani, dan Tiya Tufti
Rufaidah.
Membahas
menangkal radikalisme dengan toleransi. Seperti diajarkan dalam Al-quran. Di
mana islam sangat toleransi kecuali dalam hal agama.
UIN
Medan Sumatra Utara di diwakili Ahmad Khairi Novandra, Elsya Mawaddah, untung
Aulia Safri Sitorus.
Membahas
mereka bagaimana islam mengajarkan toleransi dan harus berpegang teguh pada
tali agama. Seperti pada persatuan 212.
Disusul
UIN Walisongo Semarang diwakili Noura Khansna Syarifah, Nur Askhonah, dan Uyunil
Azizah.
Menjelaskan
bagaimana indonesia bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi dapat menjadi
kemajuan di sisi lain justru menimbulkan konflik. Hal maka perlu keimanan dan
akhlakul karimah.
Kemudian
yang terakhir dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di wakiki Fatma Hidayah
Fathuri, Nunuk Rima Aini, dan Ummi Mukarromah.
Kunci
sukses membangun bangsa adalah kesatuan dan persatuan, Karena persatuan dan
kesatuanlah tiang berdirinya suatu Negara.[Jandika]/Dhi