Iklan

Iklan

Gelap Mengajarkan Kita Tentang Cahaya

11/28/25, 16:03 WIB Last Updated 2025-11-28T09:25:31Z

  
Oleh Arif Ramdan, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh


SEBAIT pesan pendek masuk melalui jaringan WhatsApp Saya berisi tentang gelap gulita akibat padamnya aliran listrik dan banjir besar di Aceh dalam beberapa hari ini. 


Pesan tersebut sebagai balasan dari senior Saya di Bogor, ketika Saya mengabarkan saat ini kondisi di Aceh terjadi pemadaman listrik, Saya dan kebanyakan orang terkendala termasuk dalam hal berkomunikasi.


“Alhamdulillah, sebagai bagian persiapan menghadapai kegelapan abadi yang pasti datang …" 


Saya tersentak dengan jawaban pesan tersebut dan segera sadar bahwa ini tak seberapa ketimbang suatu saat kita akan menghadapi kegelapan itu, kelak. Pesan ini pula yang menggerakan jari tangan Saya untuk menulis renungan ini, saat listrik menyala di pagi Jumat, 28 November 2025.


Ya, sering kali ketika aliran listrik mati datang tiba-tiba. Listrik padam beberapa jam, kemudian membuat banyak dari kita gelisah, kesal, dan tak sabar. Rumah terasa panas, aktivitas terhenti, dan baterai ponsel yang tinggal beberapa persen membuat kita semakin panik. Kita merasa kehilangan kenyamanan yang selama ini dianggap biasa, padahal itu adalah nikmat yang jarang disadari.


Saat direnungi lebih dalam, gelap yang seperti ini, sebenarnya adalah gelap yang penuh kemewahan. Kita masih memiliki rumah, masih bisa menyalakan lilin, masih bisa keluar mencari terang, dan yang paling penting, kita tahu bahwa gelap itu sementara. Kita masih dapat jalan keluar untuk mencari cahaya, pergi ke warung kopi numpang isi daya ponsel dengan hanya cukup membayar segelas kopi.


Sementara di belahan dunia lain, seperti Gaza, ada saudara-saudara kita hidup dalam gelap selama bertahun-tahun. Gelap di Gaza, bukan hanya memadamkan lampu, tetapi juga rasa aman, masa depan, dan bahkan nyawa. Gelap mereka bukan keluhan, melainkan perjuangan. Bukan gangguan sesaat, tetapi keadaan yang tak tahu kapan akan berakhir.


Perenungan Saya, juga mengantarkan kepada gelap lain yang tak bisa kita hindari: gelap sunyi alam kubur, tempat setiap manusia akan singgah, cepat atau lambat. Di sanalah kita akan benar-benar memahami apa arti gelap yang sesungguhnya. Tak ada lampu cadangan, tak ada generator, tak ada baterai ponsel, dan tak ada lagi jalan keluar untuk mencari cahaya.


Di tempat itu, satu-satunya cahaya yang bisa menemani kita hanyalah cahaya amal, kebaikan, doa, dan ketulusan yang kita kumpulkan selama hidup di dunia.


Betapa sering kita mengeluh karena mati listrik dua jam saja,namun jarang merenung apakah cahaya amal kita cukup menerangi gelap yang menanti. Betapa mudahnya kita marah ketika dunia memadamkan lampunya, padahal kita belum memastikan apakah lampu hati kita sendiri masih menyala.


Setiap kali gelap menyapa, mungkin itu bukan sekadar gangguan. Mungkin itu peringatan lembut, bahwa hidup ini sangat bergantung pada cahaya, cahaya yang sering kita biarkan redup karena lupa bersyukur, lupa berbuat baik, lupa menolong sesama, lupa mendekat kepada Tuhan.


Gelap itu guru yang sunyi, yang mengajarkan kita bahwa terang adalah anugerah, bahwa jiwa kita pun membutuhkan cahaya agar tidak tersesat selamanya.


Maka ketika listrik kembali menyala, semoga hati kita juga ikut menyala dengan rasa syukur, rasa peduli, dan kesadaran bahwa dunia bukan tempat kita selamanya. Suatu hari nanti, ketika gelap terakhir menjemput, semoga kita tidak datang tanpa cahaya. Ini bahaya!


Gelap di dunia hanyalah tanda kecil. Tanda agar kita berhenti sejenak, menunduk, dan bertanya pada diri sendiri, jika gelap yang sebentar saja membuat kita tidak sabar, bagaimana dengan gelap yang tak bisa kita hindari kelak? 


Semoga setiap padam listrik yang kita alami menjadi pengingat, bahwa kita masih diberi kesempatan, kesempatan untuk menyalakan cahaya, cahaya kebaikan, cahaya ibadah, cahaya hati, cahaya yang kelak setia menemani kita ketika semua cahaya dunia tak lagi bisa menyala. []

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Gelap Mengajarkan Kita Tentang Cahaya

Terkini

Topik Populer

Iklan