![]() |
Prof. Nilam Sari (kiri) dan Prof. Salami (kanan). |
Banda Aceh - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh resmi mengukuhkan 17 guru besar dari berbagai bidang keilmuan dalam rapat senat terbuka yang digelar di Auditorium Ali Hasjmy, Kamis (7/8/2025).
Dari jumlah tersebut, dua di antaranya merupakan guru besar perempuan, yakni Prof. Nilam Sari di bidang Ekonomi dan Keuangan Islam, serta Prof. Salami dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Prof. Nilam Sari
Prof. Nilam Sari lahir di Jakarta pada 17 Maret 1971. Putri dari pasangan H. Syarifuddin bin Abdul Ghani dan Hj. Mardiana binti Ahmad mulai tempuh pendidikan di SD Cempaka Ria, Jakarta, kemudian melanjutkan SMP dan SMA ke Pesantren Darun Najah (lulus 1990).
Sejak kecil, semangat menuntut ilmu telah tertanam kuat dalam dirinya. Kedua orang tuanya sangat menekankan pentingnya pendidikan, bahkan sejak awal telah mendorong putrinya untuk menggapai cita-cita menjadi akademisi dan meraih gelar profesor.
Pada perguruan tinggi, Prof. Nilam melanjutkan studi ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, atas dorongan keluarga, ia juga mengejar pendidikan sarjana di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dan berhasil lulus pada tahun 1996.
Tak sampai disitu, istri dari Taufik Hidayat dan ibu dari Malahayati dan Mariska Hayati itu selesaikan magister di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2002) dan melanjutkan studi doktoral di University of Malaya, Malaysia (lulus 2006).
Komitmennya di dunia pendidikan membawanya bergabung sebagai dosen di UIN Ar-Raniry sejak tahun 2008. Di kampus ini, ia pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Laboratorium Hukum Ekonomi Syariah dan Ketua Program Studi Ekonomi Syariah.
Selain mengajar, ia aktif menulis dan melakukan riset ilmiah. Sejumlah publikasinya telah diterbitkan dalam jurnal bereputasi.
Prof. Salami
Prof. Salami lahir di Matang Sijuek, Aceh Utara, pada 5 Desember 1965. Putri pasangan H. Mahmud dan Hj. Kamaliah mulai menempuh pendidikan di SD Baktiya Barat (lulus 1979), lalu melanjutkan ke MTsN Model Banda Aceh (lulus 1982) dan MAN Model Banda Aceh (lulus 1985).
Selama masa sekolah, ia aktif dalam kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), khususnya cabang Fahmil Qur’an. Ia bahkan pernah mewakili Aceh dalam ajang MTQ tingkat nasional di Padang dan Pontianak.
Pada tahun 1985, Salami melanjutkan pendidikan tinggi di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, hingga lulus pada tahun 1990 dengan predikat istimewa.
Dua tahun kemudian, ia terpilih sebagai salah satu calon pembibitan dosen IAIN se-Indonesia. Serta kemudian, ia mendapatkan beasiswa bergengsi Chevening untuk melanjutkan studi magister di Leeds University, Inggris.
Pada 11 Desember 1993, ia menikah dengan Drs. Abdussalam. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai Nurussilmi, Athiyyah, dan Habibi Salim.
Perjalanan akademiknya berlanjut hingga ia berhasil meraih gelar doktor dari Pascasarjana UIN Ar-Raniry (2016). Berbekal pengalaman dan kompetensinya, Salami dipercaya memegang sejumlah posisi strategis di kampus.
Tak hanya itu, ia aktif menulis dan melakukan riset ilmiah. Sejumlah publikasinya telah diterbitkan dalam jurnal bereputasi. [Agamna Azka]