Iklan

Iklan

PSGA LP2M UIN Ar-Raniry Gelar Diskusi Bertajuk Keadilan Gender

7/10/25, 12:15 WIB Last Updated 2025-07-10T09:37:41Z

PSGA LP2M UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kuliah umum dan diskusi bertajuk “Mewujudkan Kemaslahantan Bangsa Melalui Penegakan Nilai-Nilai Keadilan Gender” di Ruang Pertemuan LP2M, pada Kamis (10/07/2025). (Foto: Humas Ar-Raniry)

Banda Aceh - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) pada Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kuliah umum dan diskusi bertajuk “Mewujudkan Kemaslahantan Bangsa Melalui Penegakan Nilai-Nilai Keadilan Gender” di Ruang Pertemuan LP2M, pada Kamis (10/07/2025).


Kegiatan tersebut menghadirkan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Siti Musdah Mulia, serta diikuti 30 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, serta mitra PSGA.


Kepala PSGA LP2M UIN Ar-Raniry, Dr. Nashriyah, dalam saat membuka seminar ini menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada narasumber atas kesediaannya hadir dan berbagi ilmu.


"Harapannya, kehadiran Prof. Musdah Mulia bisa memperluas wawasan kita terkait pentingnya kesetaraan gender," ujar Nashriyah.


Mengawali paparannya Prof. Siti Musdah Mulia mengangkat sejarah Aceh sebagai Negeri Sultanah pada abad ke-17. Menurutnya sejarah itu menjadi contoh konkret adanya kesetaraan dan literasi tinggi di kalangan pemimpin perempuan saat itu. Pengalaman sejarah tersebut, menjadi inspirasi untuk memperkuat literasi serta menulis ulang sejarah bangsa dari perspektif kita sendiri.


"SDM yang unggul adalah pondasi utama membangun bangsa dan mewujudkan kejayaan Islam. Kesetaraan harus diwujudkan dalam bentuk akses, partisipasi, peran, dan manfaat yang setara bagi setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan," ujar Prof. Siti.


Kemudian ia menyoroti masih kuatnya budaya patriarki di Indonesia yang membatasi akses perempuan dalam pendidikan dan pekerjaan.


"Kesetaraan bukan berarti menyamakan kodrat biologis laki-laki dan perempuan, melainkan memastikan akses dan kesempatan yang sama bagi keduanya," kata penulis buku Kemuliaan Perempuan dalam Islam, Prof. Siti Musdah.


Ia juga menekankan perlunya pembenahan kultural dan struktural, termasuk revisi undang-undang dan kurikulum pendidikan, agar masyarakat tidak lagi terjebak pada konstruksi sosial yang diskriminatif.


"Perempuan juga manusia yang punya mimpi, cita-cita, dan hak untuk berpartisipasi penuh dalam pembangunan bangsa," pungkas Prof. Siti Musdah Mulia. []

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PSGA LP2M UIN Ar-Raniry Gelar Diskusi Bertajuk Keadilan Gender

Terkini

Topik Populer

Iklan