![]() |
(Foto: Istok) |
Banda Aceh - Kesibukan dan padatnya aktivitas akademik membuat mahasiswa cenderung mengabaikan pola makan sehat. Banyak dari mereka memilih makanan cepat saji yang praktis dan terjangkau, meski minim kandungan serat dan gizi seimbang.
Makanan tinggi tepung, lemak, garam, dan gula sering menjadi pilihan utama, ditambah dengan kebiasaan konsumsi makanan pedas yang cukup tinggi di kalangan mahasiswa.
Sebuah penelitian dengan judul "Hubungan Pola Konsumsi Makanan Pedas dengan Peningkatan Resiko Dispepsia pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Jember" menunjukkan bahwa konsumsi makanan dengan tingkat kepedasan tinggi dapat meningkatkan kadar asam lambung. Peningkatan ini berpotensi menimbulkan iritasi hingga peradangan pada lambung, yang pada akhirnya menyebabkan gangguan pencernaan yang dikenal sebagai dispepsia.
Dispepsia merupakan gangguan pencernaan yang ditandai oleh nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas perut.
Gejala dispepsia meliputi perasaan cepat kenyang, perut kembung, mual, muntah, hilangnya nafsu makan, hingga pusing akibat kekurangan asupan nutrisi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan pergerakan usus, infeksi, hingga faktor psikologis seperti stres dan kecemasan.
Rasa pedas, tidak hanya memperkuat rasa nyeri perut, tetapi juga meningkatkan reaksi kecemasan dan gangguan emosional.