Iklan

Iklan

Ngopi Rasa Tempo Dulu di Jameun Kopi

4/13/25, 08:52 WIB Last Updated 2025-04-13T01:56:14Z


ACEH, sebuah provinsi di Indonesia yang terkenal dengan budaya minum kopi atau biasa disebut dalam bahasa Aceh-nya “Jeup Kupi”. 

Sangat mudah kita temui warung kopi di berbagai tempat pada daerah tersebut. Bahkan ada yang menyebut Aceh sebagai “Negeri Seribu Warung Kopi”.


Warung kopi di Aceh telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebiasaan masyarakatnya. Sehingga setiap harinya, masyarakat Aceh tabu rasanya jika tidak meminum kopi. Ada yang berpendapat minimal harus minum kopi setengah gelas dalam sehari, atau sering disebut "Kopi Pancung".


Kemudian warung-warung kopi di Aceh pula, bukan hanya tempat untuk menikmati kopi, para pedagang, pejabat pemerintahan, mahasiswa, hingga masyarakat biasa memfungsikan warung kopi sebagai pusat pertemuan, diskusi, dan interaksi sosial. Hingga kebiasaan ini terus berkembang menjadi “budaya” yang berakar kuat dalam masyarakat Aceh.


Saat ini, warung kopi adalah simbol penting dari identitas Aceh. Pengunjung dapat menikmati kopi dengan cita rasa pahit dan unik, seringkali pula disajikan dengan gula aren atau susu cair.


Selain kopi, warung-warung kopi tersebut juga menyediakan kue tradisional seperti bueleukat asoe kaya, ubi rebus, pisang rebus, dan lain sebagainya. Kue tersebut sebagai pelengkap saat meminum kopi.


Salah satu warung kopi yang dikenal dengan nama “Jameun Kopi”, yang terletak di Jalan Lintas Sumatera tepatnya di Gampong Cot Bada Baroeh, Peusangan, Biereun, menjadi contoh yang menarik untuk dikunjungi, terutama pada masa liburan.


Warung kopi tersebut mengusung konsep klasik dalam desain dan menu makanannya. Begitu memasuki warung ini, pengunjung disambut dengan pintu gerbang yang terbuat dari kombinasi bambu dan daun rumbia. 


Di dalamnya, terpajang berbagai koleksi barang klasik seperti sepeda ontel, boks telepon, topi petani, dan lain sebagainya. Menu yang disajikan sangat beragam, mulai dari bestselller-nya kopi, teh, aneka jus, dan minuman jahe. Selain itu pula, juga terdapat pilihan makanan khas Aceh seperti, dughok, timphan (lepat), jagung teukerabe, ubi rebus, mie Aceh, dan sirih.


Owner warung kopi, Khairul Nazli, menjelaskan bahwa ia mengkonsepkan warung kopi ini seperti zaman dahulu, baik dari desain tempatnya maupun makanannya. Semua ide dan konsep ia lakukan untuk melestarikan makanan dan minuman khas Aceh yang saat ini tampaknya mulai memudar.


“Saat ini makanan dan minum Aceh sudah mulai memudar terutama pada kalangan anak muda, seperti jagong teukerabe, dughok, dan lain sebagainya,” ujar Khairul Nazli kepada Agamna Azka saat ditemui di Jameun Kupi.


Selain itu, barang-barang klasik yang terdapat di Jamuen Kopi, Nazli menyatakan telah ia kumpulkan dan beli sejak lama. Hasil dari barang-barang klasik tersebut kemudian diterapkan dalam desain warung kopi tersebut.


“Saya merasa tidak enak jika hanya melihat barang klasik tanpa membelinya, jadi setiap kali ada kesempatan, saya berusaha untuk membelinya, meskipun kadang tidak memiliki cukup uang,” kata Nazli.


Salah satu pengunjung warga Peusangan, Biureun, Aisyah, menyatakan bahwa ia datang bersama keluarganya yang berasal dari Banda Aceh. Ia juga menyampaikan datang ke Jameun Kopi karena penasaran, bahkan beberapa kali viral pada media-media sosial.


“Saat berada di sini, saya merasa seolah-olah berada di warung kopi zaman dulu. Makanan yang saya pesan, seperti jagong teukerabe, membuat saya teringat akan masa lalu. Saat ini, makanan seperti yang disajikan di Jameun Kopi sangat jarang ditemui, bahkan tidak banyak yang mengetahuinya atau bisa membuatnya lagi,” ungkap Aisyah.


Berdsarkan kunjungan penulis, warung kopi seperti Jameun Kopi dapat menjadi tempat yang berkesan untuk menikmati kopi dengan konsep klasik.


Di sisi lain, tempat ini juga berfungsi sebagai pelestari makanan-makanan tradisional. Dengan demikian, warung kopi ini tidak hanya mewarisi dan merawat budaya, tetapi juga memberikan pengalaman yang menggugah kenangan. 


Tempat ini turut menjaga cita rasa kopi serta hidangan khas Aceh untuk dinikmati oleh generasi mendatang. [agamna azka]

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ngopi Rasa Tempo Dulu di Jameun Kopi

Terkini

Topik Populer

Iklan