WASATHA.COM, BANDA ACEH - Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Rabu (1/12) pagi menandatangani eksekusi butir kesepahaman antara kedua kampus, termasuk perobohan tembok pembatas milik USK yang selama ini dikeluhkan masyarakat sekitar.
Pendatangan kesepakatan itu merupakan langkah maju yang sejak dua tahun terakhir terus dimusyawarahkan kedua belah pihak, USK dan UIN Ar-Raniry.
"Alhamdulillah, InsyaAllah Rabu pukul 10.00 Rektor USK dan Rektor UIN Ar-Raniry melakukan penandatanganan eksekusi butir-butir kesepakatan damai, yang juga turut dihadiri oleh Wali Nanggroe," tulis Zainuddin T, Ketua Delegasi UIN Ar-Raniry dalam proses penyelesaian sengket aset antara dua kampus di Darussalam.
Setelah itu, kata Zainuddin akan segera dilakukan pembukaan jalan yang sudah telanjur ditutup oleh USK di mana selama ini pemagaran areal kampus telah menutup akses ke UIN Ar-Raniry dan aktivitas warga sekitar.
Kegiatan Rabu pagi ini berlangsung di Lapangan Tugu, yang juga dihadiri oleh Forkopimda dan Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Khaitar.
Beberapa komentar di sosial media terpantau menyambut baik kesepataan antara dua kampus di Darussalam tersebut. [LIHAT VIDEO PROTES Tembok Pembatas]
"InsyaAllah setelah 40 tahun segeralah kedua PT jantung hatee rakyat Aceh berkolaborasi dalam membangun pendidikan di Aceh, Indonesia."
"Alhamdulillah. Selamat buat semua pihak atas kesepakatan damai dan pelaksanaan penandatanganan MoU UIN-USK yang bakal berlangsung besok. Ini menjadi catatan sejarah. Bukan saja lapangan tugu yang bakal menjadi heritage, tapi proses dan orang-orang yang terlibat untuk proses ini menjadi heritage pula. FDK patut bersenang hati bahwa orang FDK ikut terlibat, memberi kontribusi, bahkan menjadi penyokong terhadap proses," ujar Dosen Fakultas Dakwah UIN Ar-Raniry, Fairus. []