Iklan

Iklan

Maraknya Hoax di Medsos

1/06/21, 13:22 WIB Last Updated 2021-01-06T07:59:02Z

 




WASATHA.COM -  Seorang jurnalis harus mampu menganalisis berita yang jauh dari berita hoax, kesempatan kali ini saya seorang mahasiswi berbagi sedikit ilmu atau berita yang tengah terjadi di masyarakat yaitu tentang :


Maraknya Hoax di Medsos. 


Hoax akhir-akhir ini menjadi buah bibir dan bahan perbincangan yang hangat di berbagai media, baik media massa maupun media sosial lainnya. 


Hoax atau berita bohong disinyalir dapat menjadi fitnah yang akan merugikan pihak-pihak yang ada dalam berita bohong tersebut. 


Hoax bukan ada dengan sendirinya, tetapi memang sengaja dibuat dengan tujuan tertentu, dan ada pengelolaannya, sehingga keberadaannya terkadang melanggar norma yang ada.


Berdasarkan hal tersebut maka sebagai seorang wartawan perlu melakukan strategi dalam tahapan pemberitaan agar terbebas dari hoax.


Informasi bohong atau ”hoax” melalui media dalam jaringan terus merebak, seiring dengan maraknya penggunaan internet.


Ada banyak faktor mengapa hoaks cepat menyebar, terutama adalah rendahnya tingkat Literasi di masyarakat. Ditambah lagi adanya fenomena FOMO (fear of missing out) yang mendorong seseorang secepat mungkin menyebarkan informasi untuk menunjukkan bahwa dia juga tahu. 


Selain itu, di dunia berbasis internet saat ini, media sosial telah menjadi sumber segala jenis informasi. 


Penelitian Dewan Pers pada November 2019 menunjukkan, hampir 70 persen masyarakat Indonesia mengandalkan informasi dari media sosial (Kompas, 10/2/2020).


Hoaks bagaikan virus yang diterbangkan ke udara, kemudian beranak pinak sehingga tidak terbilang dan tidak terkontrol lagi jumlah kelipatannya. Terlebih lagi jika sengaja virus hoaks untuk meracuni pikiran dan emosi masyarakat itu ”diternakkan” dengan teknologi yang canggih dan biaya yang tak terbatas.


Konten hoaks biasanya memiliki ciri-ciri yang dapat ditelaah, yaitu 


(1) judul dan pengantar yang bombastis.


(2) isi yang umumnya bermuatan fanatisme dan menyajikan data yang tidak lengkap.


(3) menyebutkan tokoh tertentu.


 (4) penutup untuk menyebarluaskan informasi.


 (5) sumber tidak terverifikasi.


 (6) dampak umum yang bersifat negatif.


Untuk itu Mahasiswa sebagai insan terdidik dan agen perubahan dalam masyarakat harus memiliki ketrampilan dalam memilih informasi di era digital. 


Banyak penelitian di Indonesia menyebutkan, hoax sering disebar luaskan menggunakan aplikasi Whatsapp, yang memiliki pengguna hampir 2 Milyar di dunia dan sekitar 143.000.000 pengguna di Indonesia. (Meutia Zahra, Peserta Klinik Jurnalistik IV)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Maraknya Hoax di Medsos

Terkini

Topik Populer

Iklan