Pembukaan TMS Oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman |
WASATHA.COM, Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengapresiasi kegiatan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Masuk Sekolah (TMS) yang dilaksanakan Dinas Sosial Aceh di sejumlah sekolah baik sekolah tingkat dasar, lanjutan, dan menengah yang ada di enam kecamatan di Kota Banda Aceh. Kamis (19/11/2020).
Adapun kecamatan tersebut adalah, Kecamatan Meuraxa, Kecamatan Jaya Baru, Kecamatan Syiah Kuala, Kecamatan Ulee Kareng, Kalamata Kuta Alam, dan Kecamatan Banda Raya.
Sebelumnya, Dinas Sosial Aceh telah melakukan kegiatan TMS ini di sekolah-sekolah yang ada sejumlah kabupaten/kota di Aceh.
Pemberian pemahaman tentang mitigasi bencana di luar ruangan |
Aminullah dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Dinas Sosial Aceh dan Tagana, yang telah menggelar kegiatan TMS di sekolah-sekolah di Banda Aceh.
“Kegiatan seperti ini tentunya sangat bermanfaat kepada kita semua dalam upaya pengurangan resiko bencana di Aceh, khususnya Banda Aceh,” katanya.
Menurut Aminullah, Kota Banda Aceh adalah daerah rawan bencana karena berada di dua patahan atau sesar Sumatera yang masih aktif, hal ini mengakibatkan Banda Aceh menjadi daerah rawan terjadinya gempa bumi.
Ia menambahkan, penting juga untuk disadari bahwa bencana seperti abrasi, angin kencang, gelombang pasang, dan bahkan bencana seperti kebakaran sudah sangat sering terjadi untuk itu perlu ditingkatkan kewaspadaan.
“Bagaimana cara kita untuk mengurangi risiko bencana, maka hari inilah tagana akan memberikan edukasi pada kita semua, sehingga nanti para kepala sekolah dan guru tahu bagaimana mengedukasi anak-anak kita tentang bencana, sehingga kita bisa lebih hari-hati untuk keluar dari bencana yang terjadi,” ujarnya.
Aminullah mengaku senang dengan adanya kegiatan seperti TMS, karena tujuannya agar anak-anak memiliki pengetahuan tentang bagaimana upaya mengurangi risiko bencana, dan mencegah terjadinya bencana di masa yang akan datang.
Selain itu, anak-anak nantinya juga akan memberikan edukasi kepada lingkungan dan orang tuanya tentang upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
“Karena mereka sudah mengikuti TMS ini, maka mereka sudah dapat menjelaskan bagaimana upaya pengurangan risiko bencana, kemudian harapannya agar anak-anak memiliki mental yang kuat, apalagi bencana itu terjadi tidak dapat dihindari dan memiliki efek psikologis. Dengan mereka memiliki pengetahuan tentang bencana, maka mereka sudah duluan waspada dan siap menghadapi bencana,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri, melalui Kepala Seksi Perlindungan Korban Bencana Alam (Linjamsos) Yanyan Rahmat menjelaskan bahwa, tagana masuk sekolah adalah program Kementerian Sosial dimana MoU nya sudah ditandatangani oleh Mendikbud RI.
Menurut Yanyan, ini merupakan kebijakan yang harus dilaksanakan sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya di Aceh.
Dinas Sosial Aceh Bersama Tagana menurut Yanyan, sudah melaksanakan kegiatan TMS di 8 (delapan) kabupaten/kota yang ada di Aceh. adapun beberapa kabupaten/kota tersebut adalah, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Bireuen, Banda Aceh, Aceh Besar dan Kota Subulussalam.
“Insya Allah ke depan, jika kondisi pandemi ini sudah pulih kita akan lakukan terus di sekolah-sekolah seluruh Aceh,” kata Yanyan.
Kegiatan TMS ini, kata Yanyan adalah upaya edukasi khususnya untuk anak-anak sekolah sejak dini, karena dengan mereka sudah sudah memiliki pengetahuan tentang bencana maka mereka bisa melakukan upaya pengurangan risiko bencana.
“Saat anak-anak sudah mengerti tentang konsep pengurangan risiko bencana atau PRB, maka mereka akan menyampaikan ke teman-temannya dan keluarganya, Insya Allah meski bencana tidak bisa dihindari namun upaya resikonya seminimal mungkin dihindari.
Dalam kegiatan TMS tersebut, anak-anak sekolah dibekali pemahaman oleh pemateri dari Tagana tentang mitigasi bencana, berupa pengetahuan seputar bencana, dan cara melindungi diri saat terjadinya bencana.[ ]