Wasatha.com, Langsa-
Duta GenRe Aceh 2020 dan Komunitas Bangkit memperkenalkan program Generasi
Berencana (GenRe) kepada Pelajar SMP Negeri 7 Desa Telaga Tujuh, Kecamatan
Langsa Barat, Kamis (5/11/2020).
Dalam kegiatan tersebut hadir juga pelaksana tugas (Plt) kepala dinas
pemberdayaan perempuan perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga
berencana (DP3A Dalduk dan KB) Langsa, Amrawati, kepala bidang KB, ketahanan,
dan kesejahteraan keluarga Vivi Handayani, dan duta GenRe Aceh 2020, Cut Putri
Firlianda.
Program GenRe adalah program yang mengedepankan pembentukan
karakter bangsa yang sasarannya generasi muda. Program GenRe juga merupakan
wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan kepada remaja
menghindari menikah pada usia anak. Baiknya menikah laki-laki usia 25 tahun dan
perempuan usia 21 tahun.
“Remaja juga harus menghindari dari prilaku seks pra nikah
dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), guna menjadi remaja
tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan
bangsa,” kata Amrawati.
Cut Putri bersama kawan-kawan GenRe, Komunitas Bangkit, dan
OPD KB Langsa bertolak ke Desa Telaga Tujuh dengan menggunakan transportasi
laut.
“Ini pertama kali kami melakukan advokasi program GenRe dan
memperkenalkan Pusat Informasi Konseling bagi remaja di daerah terpencil.
Anak-anak di sini tidak semua bisa berbahasa Indonesia, jadi saya dan
kawan-kawan mengadvokasinya dengan bahasa Aceh,” jelasnya.
Desa Telaga Tujuh atau yang dikenal Pulau Pusong adalah
salah satu pulau kecil di wilayah Kota Langsa, Provinsi Aceh. Untuk sampai ke
pulau ini, masyarakat hanya perlu membayar Rp5.000 saja, menaiki perahu nelayan
selama 45 menit dari pelabuhan Kuala Langsa.
“Kami, Tim GenRe dan Komunitas Bangkit sudah merencanakan
pergi ke pulau ini di Oktober, namun karena ada beberapa keperluan lainnya,
keberangkatan kami ditunda hingga November baru terwujud,” kata Pocut kepada
media ini via WhatsApp.
Lanjutnya, di Desa Telaga Tujuh, tidak ada sepeda motor, dan
hanya jalan setapak yang langsung berpapasan dengan laut lepas. Desa yang
penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan ini hanya memiliki SMP. Jika ada
yang ingin melanjutkan sekolah ke tingkat SMA maka akan ke kecamatan.
“Melihat semangat Tim Duta GenRe dan Komunitas Bangkit
meng-advokasi program GenRe, Insyaa Allah tidak lama lagi kita akan kembali ke
sini membentuk PIK R di SMPN 7,” kata Plt Kepala DP3A Dalduk dan KB) Langsa,
Amrawati.
Para pelajar SMPN 7 tidak saja diadvokasi program GenRe dan
memperkenalkan PIK dengan bahasa Aceh. Pada kegiatan dari remaja untuk remaja
ini, para pelajar juga mendapatkan doorprize cantik. [Hidayatillah]