Membahas
Pidie akan selalu menyenangkan. Sebagai tanah kelahiran tokoh bersejarah Hasan
Muhammad di Tiro, banyak hal yang masih belum diketahui publik tentang Pidie.
Selain nilai budayanya yang kental, daerah yang berjuluk “Kota Pedir” ini juga
menyimpan bermacam peninggalan sejarah dan keindahan alam yang tiada tara,
bahkan menjadi warisan yang sampai saat ini masih bisa kita jumpai.
Padang Tiji salah satu Kecamatan yang berada di
Kabupaten Pidie, daerah ini tentu tidak asing lagi bagi orang-orang yang sering
melintasi jalan Medan-Banda Aceh. Tidak jarang jadi tempat persinggahan untuk
berhenti dari lelahnya perjalanan dengan lokasi pasar induknya yang berada
dekat jalan raya.
Pada tahun 1920, Padang Tiji pernah dijadikan rute
jalur kereta api. Tidak banyak catatan yang membahas perihal sejarahnya, namun
bukti keberadaannya masih bisa dilihat hingga kini. Rel
kereta api tersebut berada di Desa Pasar dan Desa Trieng, Kemukiman Paloh.
Kecamatan
Padang Tiji selain kental akan sejarahnya, tempat ini juga dikenal dengan
pesona alam yang indah, Lingkok Kuwieng namanya, dalam tiga tahun terakhir
tempat ini sangat diburu oleh wisatawan dan pencinta alam. Lingkok Kuwieng merupakan fenomena alam diakibatkan
erosi oleh air pegunungan yang selalu mengalir dengan volume yang
berubah-berubah.
Perjalanan
menuju tempat ini menghabiskan waktu dua hingga tiga jam dari Bendungan Rajui
dan satu jam dari jalan Desa Pasar Padang Tiji menggunakan sepeda motor. untuk
menuju lokasi ini membutuhkan kesabaran dan kekuatan ekstra, karena kondisi
jalan terjal yang bebatuan, bahkan berlumpur.
Perjalanan
yang melelahkan bukanlah masalah bagi para wisatawan atau pencinta alam, betapa
tidak, setiba di lokasi, kita akan disuguhkan oleh pemandangan alam seperti
sungai dengan aliran air warna hijau bening akibat pantulan cahaya matahari
dari paparan tumbuhan hijau ditambah hiasan dinding sungai yang berbentuk
bebatuan besar yang tersusun rapi menyerupai ngarai bak peninggalan situs
sejarah kuno.
Letak
tempat ini di Pedalaman Hutan Hagu, masyarakat
setempat menyebut nama lain yaitu Uruek Meuh dan Angkop Kuwieng.
Tempat ini juga disebut hampir mirip dengan Grand
Canyon. Jadi, tanpa harus pergi ke Benua Amerika, cukup ke Lingkok Kuwieng
saja, kita bisa nikmati sensasi berlibur setara ke Grand Canyon yang tidak
kalah tandingannya.
Bagi
pecinta alam sangat rugi jika tidak berkunjung ke tempat ini, selain bisa menikmati
pesona alam yang masih asli, Lingkok Kuwieng juga bisa dijadikan sebagai tempat
camping dengan mendirikan tenda di atas tebing-tebing batu, pengunjung bisa merasakan sensasi bermalam di
tengah alam bebas dengan ditemani api unggun. Patut dicoba, tapi jangan
sendirian, ajak kerabat atau tetangga.[BeulangoengTanoh]