Oleh Husfa Helsi | Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
PANDEMI Covid-19 yang masih mengepung dunia nampaknya belum bisa diredam. Untuk
memutuskan rantai penularan virus Corona di Aceh, orang-orang diimbau untuk melakukan social distancing dan berdiam diri di rumah, termasuk kegiatan perkuliahan yang
dilaksanakan secara online.
Sistem
kuliah daring/online adalah hal baru bagi dosen terutama mahasiswa, namun merupakan
suatu keharusan agar standar mutu pendidikan dapat ditingkatkan dalam
penyampaian pembelajaran serta memiliki jangkauan luas.
Kuliah
online tidak terbatas ruang dan waktu,
memungkinkan para mahasiswa untuk aktif mencari bahan pembelajaran secara
mandiri serta memberikan manfaat agar mahasiswa bisa lebih kritis dalam melihat
kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan dalam kuliah online.
Nasib Mahasiswa Aceh Di tengah Pandemi
Selama
perkuliahan online, mahasiswa dan dosen diminta untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar menggunakan aplikasi seperti whatsapp, googleclassroom, zoom, dan
meet. Lantas, apakah sejauh ini
perkuliahan secara daring sudah berjalan efektif? Beberapa kampus di Aceh yang
telah menerapan perkuliahan daring, tampaknya tidak melihat secara jelas
kondisi mahasiswa seperti kondisi ekonomi dan kondisi lingkungan.
Muncul
berbagai keluhan-keluhan seperti kesulitan mahasiswa yang tinggal di
daerah terpencil maka terkendala dengan akses jaringan yang sudah pasti sulit
untuk mengikuti kelas perkuliahan, belum lagi mahasiswa yang hidup dengan kondisi
ekonomi pasang surut.
Tidak
hanya itu, beberapa diantara mahasiswa menuntut agar kampusnya memberikan subsidi
untuk membeli kuota internet. Walaupun pada akhirnya kampus memberikan kuota subsidi
tetap saja belum cukup karena hanya diberikan sekali, namun kuliah online akan
dilaksanakan hingga akhir semester genap.
Sampai
sejauh ini perkuliahan daring dinilai hanya sebatas pemberian tugas secara
online dan tidak ada transformasi ilmu yang terjadi antara mahasiswa dan dosen.
Analisis SWOT
Untuk
memperjelas posisi institusi pendidikan di Aceh serta peran dan fungsi teknologi
informasi salah satunya bisa memanfaatkan analisis SWOT yang akan dilihat
antara menggunakan kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatka peluang serta menghindari
ancaman yang ada.
Strenght/kekuatan: mahasiswa
lebih aktif mencari materi, menambah keterampilan mengenai internet dengan menggunakan
berbagai macam aplikasi penunjang, melatih mahasiswa untuk lebih bertanggung
jawab, kreatif, dan juga mandiri.
Kemudian Weakness/kelemahan:
memerlukan biaya yang mahal karena harus membeli kuota, sangat tergantung pada
jaringan internet, banyaknya tugas sedangkan fasilitas rendah.
Selanjutnya
Opportunity/kesempatan: mahasiswa dan
dosen dapat mengatur jam perkuliahan menjadi lebih fleksibel (kapan dan dimana
saja), untuk menghemat biaya bisa pergi ke tempat wifi, serta dapat meningkatkan
wawasan berpikir mahasiswa untuk mendalami lebih giat lagi materi yang sudah
diberikan oleh dosen.
Treat/ancaman: Sinyal dan jaringan internet bagi mahasiswa kerapkali menghambat
koneksi untuk bergabung ke ruang kelas, apabila kuliah online menggunakan wifi
jika banyak yang menggunakannya maka jaringan internet sudah pasti jelek. Keterlambatan
menjadi lumrah karena mahasiswa membutuhkan waktu untuk tersambung ke internet.
Kuliah
daring memang tidak sesempurna perkuliahan di kelas secara langsung.
Pelaksanaannya memerlukan kombinasi yang baik antara fasilitas yang digunakan
serta kemampuan dari sumber daya manusianya. Kemampuan untuk beradaptasi dengan
kondisi saat ini penting untuk diperhatikan.
Penerapan SWOT Dalam Kuliah Online
Dalam
analisis SWOT terdapat fator internal dan eksternal yang dikelompokkan ke
dalam matriks serta dapat dilakukan pengembangan strategi secara alternative. Dengan
melihat kondisi kuliah online sekarang, penulis menyarankan sekaligus
menawarkan solusi agar mahasiswa mampu menentukan strategi ke depan tentang apa
yang perlu diperhatikan dan diwaspadai serta dapat melakukan pengumpulan data dengan
menguasai teknik analisis SWOT. Datanya dapat diambil dan dikumpulkan melalui
wawancara serta hasil pengamatan selama perkuliahan online tersebut.
Strategi Kekuatan Dan Peluang (SO),
maksudnya harus bisa menentukan strategi berdasarkan kombinasi keduanya. Jika
mahasiswa fasih dalam penggunaan internet, maka harus dimanfaatkan agar bisa
mengambil kesempatan untuk meningkatkan wawasan berpikir kritis dengan cara
mencari bahan dan mendalaminya. Lalu Strategi
Kelemahan Dan Peluang (WO), maksudnya jika mahasiswa tidak mampu membeli
kuota internet karena biayanya mahal, maka bisa memanfaatkan kesempatan yang
ada seperti ketempat wifi agar tetap bisa mengikuti perkuliahan.
Kemudian
untuk Strategi Kekuatan Dan Ancaman (ST),
maksudnya mahasiswa harus siap siaga dan lebih aktif mengumpulkan materi-materi
yang diperlukan terlebih dahulu jikalau nantinya sinyal atau jaringan internet
buruk. Terakhir Strategi Kelemahan Dan
Ancaman (WT), mahasiswa harus mampu meminimalkan kelemahan seperti jangan
terlalu bergantung pada jaringan internet di tempat wifi, jika penggunanya
banyak maka bisa saja jaringan akan buruk.
Dengan adanya kuliah online mahasiswa mampu meningkatkan skill
dengan meng-uptodate materi perkuliahan, mempertahankan dan memperbaiki
kualitas dengan research dan development, mempertahankan citra dengan cara
meningkatkan kualitas skill mahasiswa. Dengan menggunakan analisis SWOT
mahasiswa akan mampu memecahkan setiap persoalan dan masalah yang sering
menjadi penghambat dalam proses perkuliah agar proses belajar dengan sistem
online dapat berjalan dengan baik.
Penulis
juga meyakini bahwa di balik semua fenomena ini menyimpan hikmah dan pelajaran
yang bisa diambil. Inilah salah satu cara yang tepat agar mahasiswa Aceh dapat
menjalankan proses kuliah online dengan lancar dalam situasi pandemi Covid-19. []