Iklan

Iklan

ACT Siapkan Pangan Untuk Penyintas Rohingya di Aceh

7/01/20, 19:50 WIB Last Updated 2020-07-02T00:44:23Z


WASTHA.COM, Banda Aceh - Terdamparnya warga Rohingya di Aceh Utara setelah menempuh pelayaran panjang menggerakkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus melakukan pendampingan terhadap mereka. 
ACT Lhokseumawe bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) melakukan kegiatan ini untuk menghilangkan rasa trauma karena mereka cukup lama di lautan lepas. Pendampingan psikososial merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi sindrom pascatrauma di kalangan anak-anak. Metode ini juga tepat bagi pengungsi anak Rohingya untuk menyembuhkan psikologis mereka setelah terhempas di tengah lautan yang ganas.
Thariq Farline selaku Kepala Cabang ACT Lhokseumawe mengatakan, ada cukup banyak anak yang ikut dalam rombongan ini, sehingga perlu adanya edukasi. 
“Tujuan kita membuat aksi ini karena mereka masih dalam usia pendidikan maka harus diberikan edukasi yang sangat cukup. Semenjak kejadian ini, kita berusaha melibatkan mereka agar terus aktif berkegiatan,” jelasnya.
Ke depannya, aksi-aksi serupa akan terus dilakukan, seperti menggambar maupun mancakrida bersama anak-anak Rohingya di pengungsian. Kata Thariq, kini kondisi di tempat pengungsian lebih nyaman dan anak-anak Rohingya sangat cepat dekat dengan para relawan meskipun bahasa menjadi kendala untuk mereka.
 “Harapannya juga melalui kegiatan ini, mereka dapat kembali ceria seperti anak-anak yang lainnya,” harap Thariq. 
Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (24/6), sebuah kapal terombang-ambing di perairan Aceh Utara. Kapal itu memuat 94 warga etnis Rohingya di Myanmar dengan rincian 15 laki-laki dewasa, 49 perempuan dewasa, dan 30 anak-anak. Mereka ditampung sementara di bekas Kantor Imigrasi Desa Punteuet. 
Pendampingan psikososial tersebut baru dapat terlaksana dua hari setelah berada di tempat pengungsian karena mereka harus terlebih dahulu didata oleh pihak imigrasi. Selain pendampingan psikososial, kebutuhan lainnya juga turut dipenuhi ACT, seperti  menyuplai kebutuhan pangan bagi pengungsi disana. Tiap harinya ada 300 porsi makanan siap santap yang dibagi untuk tiga waktu, makan pagi, siang, dan malam.
“ACT tiap harinya akan menyuplai kebutuhan makanan siap santap bagi pengungsi Rohingya untuk makan pagi, siang, dan malam. Makanan ini berasal dari dapur umum yang sudah ACT dirikan di Jalan Medan-Banda Aceh Meunasah, Masjid Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe,” jelas Thariq.
ACT, kata Thariq Farline, akan terus melakukan pendampingan terhadap pengungsi Rohingya. Satu unit Humanity Food Truck yang mampu menghidangkan ribuan porsi makanan siap santap sedang dalam perjalanan menuju Aceh dari Jakarta. 
Begitu juga Humanity Water Truck telah diberangkatkan sebagai pemenuh kebutuhan air. Pengerahan armada ACT ini bertujuan memberikan pelayanan terbaik bagi pengungsi yang melarikan diri dari tanah air sendiri akibat konflik kemanusiaan di Myanmar.
Menurut Catatan WHO, saat ini diperkirakan ada 913.316 pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar. Dari jumlah hampir satu juta orang pengungsi, WHO menyebut semua pengungsi Rohingya di Kamp Pengungsian menghadapi kerentanan kesehatan. 
Thariq mengimbau masyarakat bersama-sama membantu warga Rohingya. 
"Dengan Ikhtiar untuk membangun dan menghadirkan kesejahteraan untuk mereka, ACT tidak bisa bekerja sendirian, kami butuh bantuanmu," pungkasnya. [] 




Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • ACT Siapkan Pangan Untuk Penyintas Rohingya di Aceh

Terkini

Topik Populer

Iklan