![]() |
Oleh: Uli Akbar
Wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menjangkiti
hampir seluruh negeri tanpa terkecuali Aceh, panorama kekhawatiran masih
menyelimuti masyarakat setempat. Walaupun secara keseluruhan Aceh saat ini
memiliki data positif yang sedikit, namun itu tidak menutup kemungkinan Aceh akan kembali di landa gelombang kedua
melihat letak strategis Aceh yang sangat berdekatan dengan Provinsi Sumatera
Utara. Kenapa? Sumatera Utara saat ini menjadi episentrum untuk pulau sumatera.
Dikutip dari
KOMPAS.com Pemerintah telah mengumumkan penambahan kasus Covid-19 di
Indonesia hingga Kamis (23/4/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat 357 kasus baru
Covid-19 di Tanah Air. Jumlah totalnya 7.775 orang. Menurut penuturan Achmad
Yurianto di Graha BNPB. Dalam periode yang sama, terdapat penambahan 47 pasien
Covid-19 yang sembuh. Total, hingga Jumat (24/4/2020) pagi ini, terdapat 960
pasien yang dinyatakan sembuh setelah dua kali pemeriksaan swab.
Jubir Penanganan kasus Virus Corona Indonesia
itu juga mengungkapkan bahwa dampak penyebaran virus corona telah menyebar di
34 provinsi dan 267 kabupaten/kota.
Ada 647 pasien Covid-19 yang meninggal dunia sejak kasus ini diumumkan untuk kali pertama pada 2 Maret 2020, terdapat penambahan 2.197 ODP dan 529 PDP. Dengan demikian, total ODP sebanyak 195.948 orang dan sebagian besar sudah selesai dipantau dan dalam keadaan sehat, PDP 18.283 orang.
Dikutip dari Liputan6.com, kini jumlah
kasus baru COVID-19 semakin hari semakin bertambah di Indonesia, Achmad
Yurianto mengungkapkan kembali pada konferensi pers corona di Graha BNPB pada senin
(27/04/2020) bahwa adanya penambahan kasus baru sebanyak 214, maka kasus positif
corona di Indonesia kini sudah mencapai 9.096 setelah sebelumnya berjumlah
8.882 kasus juga diumumkan pada minggu (26/04/2020).
Merujuk pada data Dinas Kesehatan
Aceh, terdapat 8 positif, 79 PDP dan 1747 ODPdi seluruh Aceh. Sebuah kesyukuran
melihat kondisi yang sedemikian menggembirakan tersebut.
Dengan data yang sudah tertera serta melihat kondisi masyarakat yang kini sedang menunaikan ibadah puasa, Apa yang dapat dilakukan
masyarakat di tengah pendemic tersebut? Mampukah manyarakat tetap melakukan psychical
distancing? Mampukah manyarakat tetap mematuhi arahan dan himbauan
pemerintah?
Ramadhan kali ini memang berbeda
dari tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan di tengah pendemic COVID-19 menuai banyak
tantangan yang harus dilakukan oleh masyarakat guna mengurangi penyebaran wabah
tersebut. Walaupun demikian, masyarakat tetap bisa melaksanakan ibadah puasa
seperti biasanya. Hanya saja masyarakat dihimbau untuk tetap mematuhi himbauan
pemerintah demi kemaslahatan bersama.
Masyarakat juga tetap bisa
beperan dalam melaksanakan shalat tarawih berjamaah serta aktivitas ibadah
lainnya dengan tetap memperhatikan psychical Distancing, mencuci tangan
sebelum dan setelah beraktivitas serta menghindari kontak langsung dalam
interaksi. Membawa perlengkapan shalat pribadi juga menjadi alternatif yang
sangat dianjurkan demi kenyamanan ibadah.
Syiar Islam diharapkan tetap menjadi
garda terdepan dalam hal ruhaniyah masyarakat dalam menghadapi pendemic ini.
Syiar Islam seharusnya menjadi eksekutor paling depan dalam membentengi
kekuatan jiwa masyarakat. Masyarakat memang membutuhkan penanganan medis, akan
tetapi mereka juga butuh nutrisi ruhaniyah dalam membentengi jiwa mereka dalam
menghadapi berbagai persoalan kejiwaan.
Uli akbar, Mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh