Illustrasi. (foto: shutterstock) |
WASATHA.COM, BANDA ACEH - Tim Survei TDMRC yang
merupakan bagian dari Satgas Covid-19 Unsyiah melaporkan hasil survei ke II
risiko individu terhadap Covid-19 di provinsi Aceh. Salah satu hasilnya adalah,
sebagian besar responden masih belum melakukan proteksi diri saat tiba di rumah.
Ketua Satgas Covid-19 Unsyiah Prof Marwan mengatakan, tujuan
utama survei ini adalah untuk memotret gambaran tingkat risiko individu di
Provinsi Aceh terhadap bahaya virus Corona.
“Instrumen survei yang di sebarluaskan sekaligus dimaksudkan
sebagai perangkat evaluasi/uji mandiri (self-assessment tool) bagi responden,
untuk mengetahui tingkat kerentanan dirinya terhadap bahaya virus corona,” ucap
Marwan, Kamis (2/4) di Banda Aceh.
Secara keseluruhan, survei yang dilakukan oleh Rina Suryani
Oktari M.Si, Dr Syamsidik, dan Prof Khairul Munadi ini, terdapat 5.005
responden yang mengisi formulir secara daring untuk survei.
Dari jumlah tersebut, 4.624 responden menyetujui jawabannya
menjadi sumber data untuk analisis kajian tersebut.
Sebagai koordinator survei, Rina menyebutkan, dari hasil
survei tersebut ternyata masih banyak responden yang belum melakukan upaya
proteksi setelah beraktivitas di luar rumah, seperti meletakkan sabun/hand
sanitizer di pintu masuk, segera mandi, dan merendam baju/pakaian bekas dipakai
di luar rumah. Padahal semua ini berpotensi untuk menularkan virus corona di
dalam rumah.
“Maka kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga anggota keluarganya agar aman
dari serangan virus dengan senantiasa menjaga kebersihan diri, lingkungan,
serta menjaga tubuh tetap sehat dengan imunitas yang kuat,” ucapnya.
Selain itu, hasil survei juga menunjukkan secara umum, lebih
dari 50% dari total 4.624 responden berada dalam kelompok dengan tingkat risiko
sedang dan tinggi.
Lalu masih cukup banyak para responden yang menghabiskan
waktu atau beraktivitas di luar rumah yaitu sekitar 76% dari total responden.
“Lebih dari 90% responden masih menyentuh benda/uang, yang
juga disentuh orang lain yang dapat menjadi media penyebaran virus corona,”
ucap Rina.
Kemudian dari segi karakteristik responden, laki-laki
memiliki risiko tertular virus corona lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Selain itu responden dengan umur kurang dari 26 tahun dan
lebih dari 55 tahun merupakan kelompok yang memiliki risiko tertular virus
Corona lebih tinggi, dibandingkan kelompok umur yang lain.
“Hal ini disebabkan karena para responden masih cukup banyak
menghabiskan waktu di luar rumah,” tutup Rina.[]