WASATHA.COM, Banda Aceh – Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur, mengatakan pergerakan medan magnet di kawasan Bukit Radar di Gampong Data Makmur, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar diduga disebabkan oleh faktor kemiringan. Walaupun secara kasat mata kawasan itu terlihat menanjak, tetapi kesimpulan sementara pergerakan kendaraan yang diduga akibat adanya medan magnet itu dipengaruhi oleh faktor kemiringan.
“Hari ini kita melakukan pengecekan langsung ke lapangan, ternyata setelah melakukan pengukuran di koordinat yang viral tentang adanya pergerakan mobil itu, ternyata penyebabnya adalah pengaruh elevation atau kemiringan,” kata Mahdinur, saat dihubungi aceHtrend, Senin (6/1/2020).
Pihaknya kata Mahdinur, tengah mencoba melakukan pengujian di beberapa titik dengan menjadikan lokasi yang viral beberapa hari lalu sebagai titik nol. Setelah itu pihaknya menarik garis lurus ke arah Krueng Raya sepanjang 100 meter dan ke arah Bandara Blang Bintang sepanjang 100 meter.
Seperti diberitakan Aceh Tren, Senin (6/1/2020) bahwa Hasil pengujian itu diketahui pada titik nol tersebut ketinggiannya 241 meter di atas permukaan laut (mdpl), sementara garis yang ditarik ke arah Krueng Raya tingginya mencapai 243 mdpl. Terdapat selisih ketinggian 2 meter dengan titik nol. Kemudian ke arah Bandara Blang Bintang setelah diukur dari titik nol diketahui memiliki ketinggian hanya 239 mdpl dengan selisih sekitar 4 meter.
“Jadi pergerakan kemarin itu setelah kita uji coba semuanya, itu mutlak akibat faktor kemiringan, memang kalau dilihat dengan kasat mata, itu seolah-olah ke arah Blang Bintang itu ada tanjakan, ternyata itu hanya di ujung ada tanjakan sedikit, tapi di bawahnya ada menurun,” jelas Mahdi.
Jadi, lanjutnya, kalaupun mobil yang ada di lokasi tersebut terkesan menaiki tanjakan di ujungnya, menurut Mahdinur itu akibat adanya percepatan mobil, jadi meskipun mobil dimatikan, tetap akan turun dengan kecepatan penuh hingga melalui tanjakan.
“Untuk dugaan adanya medan magnet, itu bisa saja terjadi, tadi sebelum berangkat kemari, kita meyakini itu benar ada medan magnet karena secara struktur geologi itu adalah batuan andesit dan desit, batu ini berpotensi adanya mineral yang mengandung magnet,” sebutnya.
Tetapi, sambungnya, apakah pergerakan mobil yang viral itu diakibatkan karena magnet, setelah dibuktikan hari ini oleh pihaknya ternyata bukan. Satu lagi yang membuktikan bahwa itu tidak ada medan magnet, dari kompas yang digunakan juga bekerja normal.
“Jarum kompas bergerak secara normal, sebenarnya kalau itu ada medan magnet maka kompas hanya bergerak sekali saja lalu berhenti, sehingga hal tersebut sangat meyakinkan kami, bahwa di situ tidak ada medan magnet, sementara kita simpulkan tidak seperti pergerakan magnet yang terjadi di Arab Saudi,” sebutnya.
Mahdinur menambahkan, pihaknya juga mengambil sampel batuan yang ada di lokasi untuk dilakukan uji laboratorium lebih lanjut.
“Tentang persoalan ini, kita tidak menyalahkan siapa pun, mungkin karena keterbatasan visual sehingga banyak yang meyakinkan itu pengaruh medan magnet, kita harapkan semua masyarakat agar tidak memperlebar lagi narasi soal medan magnet itu,” sebutnya.[]