WASATHA.COM BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala melalui jurusan Teknik Kebumian memformulasikan konsep pertambangan lebih ramah lingkungan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD).
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh Ir. Mahdinur di Balee Keurukon, Fakultas Teknik Unsyiah Rabu 11/12.
Kegiatan yang mengangkat tema Optimalisasi Pengolahan Tambang Emas Skala Kecil untuk Kesejahteraan Masyarakat Aceh ini, menghadirkan sejumlah pakar baik itu dari akademisi, Dinas ESDM Aceh, dan perwakilan dari PT. Antam, Tbk.
Mahdinur mengatakan, pihaknya mewakili Pemerintah Aceh sangat mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan ini.
Kesadaran untuk menjadikan industri pertambangan yang lebih ramah lingkungan dan berkeadilan harus lahir dari semua pihak termasuk perguruan tinggi.
Mahdinur mencontohkan, bagaimana kondisi masyarakat di daerah ladang gas Arun yang kekayaan alamnya telah dieksploitasi sejak 1976 hingga 2018.
Ladang gas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu cadangan gas terbesar di dunia namun ironisnya, kesejahteraan masyarakat di sana masih tergolong memperihatinkan.
“Kejayaan migas kita sangat luar biasa, tapi dampaknya bagi Aceh belum bisa dikatakan memuaskan. Kenapa bisa terjadi? Karena sistem pengelolaannya tidak suistainable dan tidak berkeadilan,” ucapnya.
Mahdinur juga menyoroti nasib dua operator beko yang divonis penjara dalam kasus tambang emas illegal di Nagan Raya, kondisi tersebut semestinya tidak perlu terjadi jika tata kelola pertambangan di Aceh bisa dikemas dengan baik.
Karena itu pula, Pemerintah Aceh telah berencana untuk menyusun konsep yang tepat untuk melegalkan tambang emas tersebut.
“Gagasan untuk menyusun formula yang tepat dalam pengelolaan tambang di Aceh yang berkelanjutan, sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan lingkungan yang terjaga,” ujarnya.
Sementara itu Hizir Wakil Rektor IV Unsyiah mengatakan, pengelolaan SDA di Aceh sebaiknya dikelola oleh putra-putri terbaik Aceh. Oleh sebab itu, Unsyiah sangat mendukung kegiatan ini karena mampu memberikan pembelajaran sekaligus pengalaman penting bagi mahasiswa.
“Maka Unsyiah terus berupaya menyiapkan SDM yang baik, yang mampu mengelola sumber daya alam Aceh. Karena sebaiknya, kekayaan alam Aceh dikelola oleh anak-anak Aceh sendiri,” sebutnya.
Wakil Dekan III Fakultas Teknik Unsyiah Lulusi berharap dari kegiatan ini nantinya bisa menghasilkan rekomendasi yang efektif, tentang bagaimana pengelolaan tambang yang tepat, dan rekomendasi tersebut diharapkan mampu menjawab berbagai polemik dunia tambang yang kerap pro dan kontra dalam tata kelolanya.
Pada kesempatan ini PT. Antam, Tbk melalui Community Development Manager Meity Sudiarsih, menyerahkan bantuan alat laboratorium berupa Total Station (Teodolit digital) untuk Jurusan Teknik Kebumian Unsyiah.
Meity berharap, alat tersebut dapat mendukung kegiatan penelitian mahasiswa Unsyiah.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jurusan Teknik Kebumian Asrillah []