WASATHA.COM, LONDON - Presiden Turki pada Rabu (4/12) mengutuk penggunaan kata Islam sebagai kata sifat untuk menggambarkan terorisme.
“Islam adalah agama yang damai,” kata Recep Tayyip Erdogan
dalam sebuah acara di London timur di mana ia dan Ibu Negara Emine
Erdogan bertemu dengan perwakilan masyarakat Turki setelah pertemuan
puncak NATO di London, Anadolu Agency melaporkan.
Menggarisbawahi bahwa rasisme, diskriminasi,
anti-Semitisme, dan permusuhan terhadap Islam baru-baru ini meningkat di
Eropa, Erdogan mengatakan gerakan sayap kanan kebanyakan menargetkan
Muslim dan komunitas Turki.
“Pemilihan Parlemen Eropa terakhir kali menunjukkan bahwa
politik identitas menjadi semakin dominan di Eropa,” katanya,
menambahkan media dan beberapa politisi telah memperdalam prasangka ini
dengan pernyataan tidak bertanggung jawab mereka.
Erdogan juga menggarisbawahi bahwa Turki saat ini menampung
lebih dari empat juta warga Suriah yang berlindung di dalam
perbatasannya.
Suriah telah terjebak dalam perang saudara yang ganas sejak
awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi
dengan keganasan yang tak terduga. Sejak itu, ratusan ribu orang
diyakini telah terbunuh dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal
akibat konflik.
Dia juga mengkritik Uni Eropa karena gagal memenuhi
janjinya untuk secara finansial mendukung Turki bagi para pengungsi yang
ditampungnya.
Mengenai hubungan bilateral antara Turki dan AS, Erdogan
mengatakan kerja sama yang mengakar kuat antara kedua negara berkembang
dari hari ke hari dan semakin kuat dengan memperoleh dimensi baru.