Para Sineas Muda Aceh sedang mendiskusikan Film 'Prasangka' di BPNB, Banda Aceh. Foto | Ahmad Sayuti |
Oleh: Fauzan
WASATHA.COM, Banda Aceh - Sineas muda Aceh yang tergabung dalam Komunitas Aceh
Bergerak menggelar acara nonton dan diskusi film bareng dengan sejumlah aktivis
dan Pemerintah Aceh, Kamis (22/10/2019) di Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh
(BPNB) Banda Aceh.
Film yang ditayangkan pada acara ini bertajuk ‘Prasangka,’
dan merupakan sebuah film edukasi yang bersifat fiktif, tentang cara mencegah kesehatan
dan penyakit kaki gajah di Aceh.
Kadis Kesehatan Aceh, dr Hanif mengatakan ada beberapa kabupaten
di Aceh yang menderita penyakit filariasis (kaki gajah) ini.
“Kurang lebih sebanyak 591 masyarakat Aceh di 15 kabupaten terkena
penyakit kaki gajah tersebut,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa film yang berjudul ‘Prasangka’ ini telah
menggambarkan tentang gejala-gejala filariasis di Aceh sekarang.
“Kita berharap melalui film ini adalah satu cara media untuk
mengedukasikan kepada masyarakat tata cara bagaimana mencegah penyakit kaki gajah
tersebut,” sebutnya.
Lebih jelas dr Hanif mengatakan, seharusnya para dokter di
Aceh membangun sinergi dengan para masyarakat untuk mencegah penyakit kaki
gajah ini.
“Masyarakat harus peka dengan proses pengobatan kaki gajah tersebut,
dan ingat jangan panik segera berobat jika mengalami gejala-gejala penyakit
ini,” tandasnya.
Selain itu ia juga berharap bahwa masyarakat Aceh mengetahui
secara detail persoalan tentang penyakit filariasis yang semakin marak terjadi.
“Nah melalui penayangan nonton bareng yang sudah di adakan
pada BPNB tadi dan selanjutnya akan di gelar di beberapa kampus di Banda Aceh,
nantinya masyarakat dan anak muda juga akan sadar untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut nantinya,” pungkasnya.
Hal senada juga di utarakan oleh Ambia Dianda, salah satu actor
pada film Prasangka tersebut.
Ia mengatakan film ini dikemas sedemikian mudah, sehingga
masyarakat Aceh paham dengan penyakit kaki gajah.
“Film ini adalah sebuah audio visual edukasi yang dibungkus
dalam fiksi tentang kesehatan dan penyakit kaki gajah, dalam pandangan dan hal
yang terjadi dalam masyarakat melalui media tontonan seperti film,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa melalui audio visual
tersebut akan berefektif untuk penonton muda maupun yang sudah lanjut usia.
“Proses produksinya dibuat dalam bentuk film agara mudah dipahami,
karena dengan cara tersebut bisa lebih berefek dimata masyarakat khususnya di
Aceh,” tandasnya.
Sementara itu dalam acara ini juga turut dihadiri oleh
sejumlah rekan media serta Pemerintah Aceh seperti Hasanuddin, Biro Humas Aceh.
Darmansyah, Staf Ahli Gubernur Bidang Keistimewaan Aceh. M Yunus Ilyas, Ketua
Pengurus Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Amirullah, Biro Ekonomi
Pemerintah Aceh, serta Kepala Puskesmas Banda Aceh dan Aceh Besar. []