![]() |
Hal itu disampaikan Arif di hadapan peserta pelatihan
peningkatan brading berbasis gender untuk pengurus dan kader Forum Partisipasi
Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Keumalahayati Aceh, Jumat
(4/10/2019).
“Pengguna internet di Indonesia meningkat setiap tahunnya, menurut
survei terakhir yaitu di tahun 2018 ada sekitar dua juta orang yang menggunakan
internet di Aceh,” ungkapnya.
Ia juga mengutarakan pemakaian internet berdasarkan kategori
pekerjaan sangat aktif digunakan oleh para Wirausaha Besar, Guru, dan Pendagang
Online Shop.
“Hampir seratus persen para Wirausaha, Guru, dan Pendagang
Online menggunakan internet,” sebutnya.
Selain itu Arif juga menjelaskan internet juga sangat sering
digunakan oleh anak muda yang berusia 15 tahun hingga 29 tahun keatas.
“Remaja merupakan usia yang paling produktif memakai internet,
sedangkan untuk umur yang sudah lanjut masih kurang dalam hal penggunaan internet
tersebut,” katanya.
Lebih jelas ia mengatakan bahwa akademisi adalah para pengguna
internet yang paling mendominasi.
“Orang yang sedang dalam pendidikan seperti akademisi paling
dominan menggunakan internet ini, mereka sering mencari informasi tentang
informasi serta seputaran ilmu pengetahuan teknologi di internet” ujarnya.
Sementara itu media sosial yang sering dikunjungi oleh
masyarakat Indonesia terkhsusus Aceh adalah Facebook, Instagram dan Youtube.
“Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Pengguna
Jasa Internet (AJPI), masyarakat Indonesia Khususnya Aceh akan sering mencari informasi
melalui Facebook, Intagram, serta Youtube. Dan medsos yang paling tinggi
dikunjungi oleh masyarakat Indonesia adalah Youtube, dengan angka 4,5 miliar
yang menggunakan Youtube sebagai sarana untuk mencari informasi,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Arif menghimbau Forum Puspa Keumalahayati
Aceh supaya bisa memanfaatkan media online, untuk mengurangi peristiwa
kekerasan yang sering terjadi terhadap perempuan dan anak di Aceh.
“Untuk kader Puspa mari kita membuat konten-konten yang
menarik, agar bisa menghimbau stop kekerasan terhadap perempuan dan anak di
Aceh dengan memanfaatkan media sebagai sarananya,” pungkasnya. []