Iklan

Iklan

Selamatkan Gayo Kami

9/04/19, 20:42 WIB Last Updated 2019-09-04T13:47:43Z
Blangkejeren to Takengon, Aceh, Sumatera (foto: flickr.com)



Oleh: Melli Saputri

“Engon ko so tanoh Gayo Si megah mu reta dele Rum batang uyem si ijo kupi bako e Pengen ko tuk ni korek so Uwet mi ko tanoh Gayo Seselen pumu ni baju netah dirimu Nti daten bur kelieten Mongot pude deru Oya le rahmat ni Tuhen ken ko bewenmu Uwetmi ko tanoh Gayo Semayak bajangku Ken tawar roh munyang datu uwetmi masku Ko matangku si mumimpim Emah ko uyem ken soloh Katiti kiding nti museltu ilahni dene Wo kiding kao ken cermin Remalan enti berteduh Nti mera kao tang duru Bon jema dele Nti osan ku pumun jema Pesaka si ara Tenaring ni munyang datu ken ko bewen mu Uwet mi ko tanoh Gayo Ko opoh bajungku Ken tawar’n roh munyang datu uwetmi masku” Cipta; Ar Moese

LIHAT Tanah Gayo ku yang megah dan penuh dengan kekayaan alam, batang cemara dan hijau nya daun kopi menjadi bako di semenanjung Alam. Dengarkanlah suara ayam-ayam yang menyuruh bangunnya rakyat gayo dan naikkan lengan bajumu.

Bur Kelieten rahmat Allah untuk kita semuanya bangunlah engkau rakyat gayo untuk tawar ruh nenek moyang, bangun lah kita saudara.

Lagu di atas meggambarkan Gayo adalah anugrah terindah dan rahmat yang Allah berikan kepada kita Aceh. Dan kami akan mempertahankan hak kami, Budaya kami mengajarkan sistem norma yang mengatur 'cara-cara merasa dan bertindak'. Adat istiadat sebagai salah satu unsur kebudayaan Gayo yang menganut prinsip "Mukemel, Tertip, Keramat, Mupakat, Behu Berdedale" (Kemuliaan karena mufakat, kebersamaan untuk kekuatan).

Siapa Yang Tidak Kenal Dataran Tinggi Gayo ?
Sebuah dratan yang memiliki unik dan peka terhadap alam ini. Dataran tinggi gayo juga sangat termegah dengan perkebuan kopi yang merupakan warisan nenek moyang yang dikenal sebagai "Kopi Gayoku".

Pepohonan yang hijau, kami lahir di tanah pusaka dan dikandung didikan juwa di Gayo.

Tidak kalah saing nan bahasa yang muncul juga mempunyai beberapa daerah yaitu Bener meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues. Ketiga daerah ini merupakan wilayah inti yang berada di Dataran Gayo.

Raja Sibayak Lingga, Pa Sendi, beserta keluarganya (1914-1919). (foto:wikipedia.com)


Kerajaan Linge yang berada di Kabupaten Aceh Tengah yang menyimpan banyak rekaman jejak sejarah peradaban, migrasi dan populasi yang masih harus di teliti, kerena banyak sejarah peradaban yang belum ditemukan.

Kami Bukanlah orang buta yang melohat dunia nyata hari ini, kami juga bukan si dungu yang engkau teriaki dengan kekuasaanmu, hanya saja kami tidak ingin sejarah kami yang masih banyak belum ditemukan akan rusak serta hilang dengan datangnya orang berkepentingan di daerah kami.

Suku Gayo adalah suku tertua yang ada di Aceh. Kami sangat menjaga situs Gayo, kami sangat dengan baik dan akan mempertahankannya dengan kekuatan dan kebersamaan kami.

Kerajaan Linge adalah tempat yang sakral dan suci, karena tempat tersebut adalah asal Sultan Genali dan Putri Kaca, kemudian disanalah ia pertama kali sujud kepada Allah SWT.

Jeritan rakyat terus terdengar, suara tangis seakan membuat kami harus melawan dengan sejuta diksi pemangku negeri ini, selamatkan generasi dan keluarga kami, rakyatmu menjerit melonta-lonta, dimanakah keadilan yang engkau janjikan selama ini ?

Pemangku negeri, bolehkan anak Negeri membisik ke telingamu ? Ku ingin berkata Rakyat Gayo tidak ingin kopi dan hutan mereka hancur! Sesuap nasi segelas air mereka disitu menopang hidup. Pernahkan engkau sadar? mereka mencari makan, dan situs sejarah kami pun akan hancur nantinya apabila lokasi tambang emas akan menetap di kerajaan Linge kami.

Jangan karena perusahaan emas PT Linge Mineral Resources (LMR) hancur salah satu cikal bakal lahirnnya masyarakat Gayo. Jika tambang tersebut dibangun di daerah kami, maka akan berdampak kerusakan bagi kopi kami, dan anak-anak yang sekolah akan putus sekolah karena penghasilan orang tua nya yang sudah direnggut oleh kehadiran tambang yang akan mengubah iklim.

Wahai kalian penguasa, emas jangan renggut kebahagian kami hanya keperkuanmu, kami hanya rakyat biasa yang tidak tau ingin mengadu kepada siapa, alam yang Allah titipkan kepada kami jangan engkau rusak dengan tanganmu. Kami hanya ingin hidup sejahtera dengan emas merah kami (kopi). Gayoku Mufakat.

"Tirus lagu gelas belut lagu umut, rempak lagu ree susun lagu belo" (bersatu kita teguh)
"Nyawa mu-sara pelok ratip mu-sara anguk"
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Selamatkan Gayo Kami

Terkini

Topik Populer

Iklan