Zia Faizurrahmany El Faridy |
SELAMA sembilan bulan saya menetap di Kota Lyon,
ada hal menarik yang saya perhatikan dari keseharian masyarakat di kota ini maupun
di kota lainnya di Prancis, seperti kota Paris. Saya mendapati sangat jarang
terlihat masyarakat dari kedua kota ini yang memiliki masalah dengan obesitas,
postur tubuh mereka terlihat sangat fit dan ideal, cenderung memiliki mobilitas
yang tinggi.
Sebagai sedikit
gambaran, Kota Lyon adalah Kota terbesar kedua di Prancis, beberapa pihak menyebutkan
yang ketiga setelah Paris dan Marseille. Secara Geografis, kota ini terletak di
tengah-tengah negara Prancis, bersebelahan dengan pegunungan Alpen dan negara
Swiss. Saya penasaran dengan cara masyarakat di sini menjaga postur tubuh yang
ideal dan mobilitas yang tinggi.
Ternyata setelah
saya amati, masyarakat di sini memiliki gaya hidup yang mandiri, gemar berjalan
kaki atau bersepeda, makan makanan berserat dan rajin berolahraga. Kita dapat dengan
mudah menemukan jalur khusus bagi pejalan kaki maupun untuk pesepeda. [BACA: Menara Eiffel, Romansa Paris Tempo Dulu]
Hampir semua
kalangan seperti Ibu rumah tangga, orang tua, pegawai, anak muda dan mahasiswa
senantiasa berjalan kaki jika ingin menuju ke suatu tempat. Apalagi jika
kita berada di dalam kawasan kampus, penggunaan kendaraan bermotor sangat
minim, kendaraan bermotor hanya dipakai untuk mobilitas pengangkutan barang
yang tidak mungkin dilakukan secara mandiri.
Selama di Aceh dulu
saya juga senang berolahraga seperti basket, futsal dan sebagainya, oleh
karenanya saya merasa tidak masalah dengan kebiasaan berjalan kaki dengan tempo
yang cepat seperti ini, selain sehat, saya merasa kebiasaan ini juga akan dapat
menghemat pengeluaran untuk transportasi sehari-hari. Namun, saya merasa
kesulitan mengikuti irama jalan kaki mayoritas orang di sini yang sangat cepat,
para pejalan kaki di sini hampir selalu terlihat terburu-buru, dan berjalan
dengan tempo yang cepat.
Pada awalnya saya
mengira bahwa kecepatan saya kalah dikarenakan ukuran tubuh saya sebagai orang
Asia lebih kecil dari tubuh orang-orang di Eropa yang mayoritas bertubuh besar,
mereka tentu memiliki ukuran langkah yang lebih besar. Saya mencoba untuk
beradaptasi dengan meningkatkan kecepatan berjalan saya agar mampu mengimbangi
mobilitas penduduk di sini.
Saya kemudian mengambil tolok ukur kecepatan berjalan saya dengan
orang yang memiliki postur tubuh yang sebanding dengan saya, namun pada
akhirnya saya tetap kesulitan mengikuti kecepatan berjalannya. Pada akhirnya
saya berkesimpulan, bahwa masyarakat disini sudah terbiasa beraktivitas dengan
tempo seperti ini dalam jangka waktu yang lama.
Kebiasaan gaya hidup
lainnya adalah menu makanan yang sehat. Negara Prancis memiliki budaya kuliner
yang terkenal di dunia, dalam sejarahnya mereka telah menemukan mayonaise, hingga
saat ini mereka juga telah mampu mengembangkan ratusan jenis keju dengan cita
rasa dan aroma yang berbeda antara satu dan lainnya.
Budaya makan di Prancis
benar-benar menjadi trademark/ciri khas tersendiri, menu untuk makan siang dan
makan malam selalu teratur dengan makanan pembuka, utama, dan penutup. Makanan
pembuka biasanya berkomposisikan buah-buahan atau makanan yang berasa asam
untuk pembangkit selera makan, kemudian makanan utama bisa sandwich, daging
atau ikan, dan makanan penutup biasanya yang bercitarasa manis seperti coklat
atau ice cream.
Dimana pun restorantnya dan apapun acaranya, pada menunya kita
pasti dapat menemukan makanan jenis salad sayur-sayuran. Meningkatnya jumlah
kalangan vegetarian memicu ha tersebut, dan ini menjadi gaya hidup yang populer
di kalangan masyarakat Prancis.
Stelah makan siang atau makan makanan
dalam porsi yang besar, mereka tidak segan-segan untuk segera beraktivitas
kembali maupun berjalan kaki dan berolahraga, meski terkadang saya merasa berat
mengikuti pola aktivitas seperti ini.
Yang terakhir
adalah mayoritas masyarakat disini rajin berolahraga. Setelah seharian
beraktivitas, dengan mobilitas berjalan kaki, menu salad dan sayur-sayuran, di
sore hari maupun akhir pekan, kita dapat menemukan lapangan olahraga dan taman yang
penuh dengan aktivitas olahraga. Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer
di sini.
Negara ini bahkan
telah memenangkan kejuaraan Piala Dunia pada tahun lalu (2018) untuk kedua
kalinya. Aktivitas olahraga lain seperti jogging, bersepeda dan lainnya juga kerap
dilakukan oleh kalangan muda, kalangan tua juga sering terlihat berjalan atau hanya
berlari-lari kecil di taman.
Budaya, gaya hidup,
dan mobilitas sebagaimana yang dilakoni oleh sebagian besar warga Prancis, sangat
kontras dengan yang biasa saya jumpai di tempat kita, mayoritas masyarakat kita
cenderung untuk menggunakan kendaraan bermotor, meski hanya untuk sekedar
menuju ke mesjid, warung kopi, atau ke kampus yang jaraknya hanya beberapa
ratus meter. Hal ini mungkin juga karena pemakaian kendaraan bermotor sudah
menjadi budaya ataupun gengsi tersendiri di kalangan masyarakat Aceh.
Dengan menu utama daging
atau ikan, kita cenderung mengesampingkan makanan sayur-sayuran, dan
menganggapnya hanya sebagai pelengkap dari makanan utama. Demikian juga untuk
berolahraga, semakin sedikitnya taman untuk publik oleh karena privatisasi
lahan dan sebagainya, bahkan untuk sekedar jogging pun kita khawatir akan
tertabrak oleh kendaraan bermotor. Dari satu hal kecil ini kemudian saya
menyadari, ternyata seperti inilah gaya hidup sebuah bangsa yang hari ini
menguasai dunia sejak berabad-abad yang lalu.
Mereka memiliki fisik,
pola pikir, dan mentalitas yang akan menguasai dunia mungkin untuk
berpuluh-puluh tahun kedepan, karena mustahil untuk memenangkan persaingan
global dengan fisik yang tidak sehat, apalagi dengan pengetahuan seadanya dan
mentalitas yang tidak baik. Saya bahkan berimajinasi jikalau, andai saja
generasi Prancis saat ini, hari ini datang dengan tujuan untuk menjajah, maka
dipastikan kita akan kembali terjajah.
Kita kalah hampir
di semua
segi, baik fisik, militer, pengetahuan, teknologi dan mentalitas. Semua lapisan
masyarakat Prancis memiliki kemampuan untuk bekerja dan berfikir mandiri,
sebagaimana semboyan negaranya; Fraternité, égalité, dan Liberte, yang
bearti Persaudaraan, persamaan, dan kebebasan.
Prancis saat ini
menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor ketujuh dunia dan kekuatan militer
nomor lima besar dunia. Mudah-mudahan kita bisa mengadopsi gaya hidup sehat
dalam keseharian masyarakat Prancis. []
Penulis : Zia Faizurrahmany El Faridy, S.T, M.Sc
Mahasiswa Doktoral Civil Engineering, Institut National des Sciences
Appliquées de Lyon, Prancis