WASATHA.COM, BANDA ACEH - Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh
menggelar tasyakuran dan pengukuhan kepada 19 mahasiswa angkatan ke IV dan ke V
tahun akademik 2018/2019 di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet,
Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Minggu (18/8/2018).
Prosesi pengukuhan
dilakukan oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh yang diwakili Sekretaris Umum, Said
Azhar S.Ag MA yang didampingi oleh Direktur ADI Aceh, Assoc. Prof. Dr. Muhammad
AR MEd dan Sekretaris ADI, Dr Abizal M Yati, Lc MA beserta para Wakil Direktur
ADI.
Kegiatan itu turut
dihadiri oleh anggota DPD RI Dapil Aceh Ghazali Abbas Adan, Kepala BMA yang
diwakili oleh Shafwan Bendadeh SHI M.Sh, Majelis Syura Dewan Dakwah Aceh,
perwakilan OKP dan Ormas, Muspika Kec. Krueng Barona Jaya, Keuchik dan tokoh
masyarakat Rumpet serta orang tua wisudawan.
Tasyakuran dan
pengukuhan itu juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Dosen Fakultas Syariah dan
Hukum UIN AR Raniry Dr Saifullah Yunus, MA dengan judul “Dakwah Adalah Jalan
Para Rasul”.
Ketua Panitia yang
juga Wakil Direktur II ADI Aceh Zulfikar Tijue SE dalam laporannya mengatakan
ADI Aceh sudah berjalan selama 5 tahun dan telah melahirkan alumni sebanyak
50 orang. Masa belajar di ADI awalnya selama 2 tahun
dan saat ini sudah menjadi 1 tahun.
Ia menambahkan para
lulusan ADI sudah mampu menghafal al-quran hingga 3 juz, menghafal hadits
arba’in dan juga berbahasa arab.
“Adapun yang
dikukuhkan dan diwisuda tersebut, sebanyak 10 lulusan merupakan angkatan ke IV
dan 9 orang dari angkatan ke V. Mareka ini berasal dari daerah perbatasan dan
pedalaman Aceh. Dari Kota Subulussalam sebanyak 10 orang, dari Kab. Singkil 5
orang dan dari Kab. Simeulue, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh Selatan dan Kab.
Aceh Jaya masing-masing sebanyak 1 orang,” kata Zulfikar.
Direktur ADI Aceh
Direktur ADI Aceh, Assoc. Prof. Dr. Muhammad AR MEd dalam sambutannya
mengatakan lahirnya ADI Aceh dikarenakan adanya kerisauan ketika melihat
kondisi ummat terutama di daerah pedalaman dan perbatasan Aceh yang sudah lalai
dari kewajiban yang diperintahkan kepadanya.
Ia mencontohkan, banyak
tempat masih didapatinya mesjid-mesjid dan meunasah yang tidak ramai bahkan
kosong saat waktu shalat tiba dan juga tidak ada Imam shalat. Ditambah lagi
dengan perilaku manusia yang sudah tidak sesuai lagi dengan anjuran dan
tuntunan agama.
“Mahasiswa lulusan
ADI ini akan melanjutkan kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohd
Natsir di Bekasi, Jawa Barat. Dan setelah selesai di STID, mareka akan kita
tempatkan kembali ke daerah perbatasan Aceh untuk mengawal dan menjaga daerah
tersebut. Dan ini sangat diharapkan dukungan penuh dari semua pihak,” kata
Muhamammad AR.
Sementara Sekretaris
Umum, Said Azhar S.Ag MA mengatakan Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh
merupakan lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh. Selama belajar di ADI
Aceh para mahasiswanya tidak dipungut biaya alias gratis biaya pendidikan dan
penginapannya. Selain itu para dosen pun tidak di bayar ketika mengajar.
“Dari itu kami
memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pengurus
ADI Aceh dan juga kepada para dosen yang dengan suka rela tetap mau mengajar
meskipun tanpa bayaran,” kata Said Azhar.
Ia menambahkan salah
satu program utama dari Dewan Dakwah adalah program kaderisasi. Menurutnya
kaderisasi secara formal dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan seperti ADI
dan STID. Sedangkan kaderisasi non formal dapat melalui pelatihan-pelatihan
dakwah.
“Dakwah merupakan
kerja berkelanjutan dan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Maka disiapkanlah
ADI dan STID untuk menjawab tantangan tersebut serta untuk menyelesaikan
persolaan eksternal dan internal ummat. Selain itu keberadaan dai sangat banyak
dibutuhkan dengan kondisi dan pemahaman masyarakat seperti sekarang ini. Semoga saja keberdaan ADI Aceh menjadi salah
satu solusi untuk kemaslahatan ummat,” pungkas Said Azhar.
Dalam kegiatan
tersebut juga ditetapkan 3 lulusan terbaik ADI Aceh tahun akademik 2018/2019,
yaitu Delno Hartomi dari Simeulue, Samsul Bahri dari Aceh Tamiang dan Hasri
Yanto Cibro dari Subulussalam. Kepada mareka diberikan penghargaan yang
diserahkan oleh anggota DPD RI Dapil Aceh Ghazali Abbas Adan. []