program SDP VIII ini bertujuan untuk memperkuat aqidah ummat, meningkatkan ilmu dan amal shaleh umat.
WASATHA.COM, BANDA ACEH - Pengurus Pusat Forum Dakwah Perbatasan (FDP) menggelar Safari Dakwah Perbatasan (SDP) ke VIII di daerah pedalaman perbatasan Aceh meliputi Aceh Tenggara, Subulussalam, Aceh Singkil dan Pulau Banyak mulai 21-29 Juni 2019.
Tim SDP VIII ini beranggotakan 49 orang yang terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda, diantaranya para ustaz, da'i, akademisi kampus Unsyiah dan UIN, para dokter spesialis dari FK Unsyiah dan RSUDZA, tokoh masyarakat, wakil dari beberapa ormas islam serta para relawan dan aktivis.
Pelepasan tim tersebut dilakukan oleh Ketua Dewan Pembina FDP, Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA di kantor pusat FDP di lantai 2 Sobat Seduh Coffee, Jalan Panglima Nyak Makam, Banda Aceh, Minggu (23/6/2019) sore.
Dalam sambutannya Tgk Hasanuddin Yusuf Adan mengapresiasi pelaksanaan SDP VIII yang telah banyak berperan untuk dakwah di daerah perbatasan yang masyarakatnya masih minim pemahamannya dari segi agama.
“Seharusnya ini merupakan tanggung jawab dari pemerintah, jika FDP tidak melaksanakannya,” kata Tgk Hasanuddin.
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry ini menambahkan dalam menjalankan gerakan dakwah senantiasa akan berhadapan dengan 3 dimensi. Pertama adalah dakwah akan berjalan lancar karena mendapat sambutan yang hangat di lapangan.
Kedua, dakwah berada pada kondisi menyedihkan karena masyarakat sudah duluan mendapatkan informasi yang salah dan sudah terprovokasi. Sedangkan yang ketiga, kondisi dakwah yang berhadapan nyawa dai antara hidup dan mati.
“Kita berharap SDP VIII ini dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan dan dapat berlanjut di tahun yang akan datang,” kata Tgk Hasanuddin.
Ketua Forum Dakwah Perbatasan, dr Nurkhalis SpJp menjelaskan, program SDP VIII ini bertujuan untuk memperkuat aqidah ummat, meningkatkan ilmu dan amal shaleh umat.
Selain itu untuk membina dan mengkader generasi islami dan syar’i serta meningkatkan kesejahteraan ummat dalam bidang ekonomi dan kesehatan.
Nurkhalis menambahkan dengan kegiatan ini diharapkan akan terciptanya pribadi, keluarga dan lingkungan yang shaleh yang mampu mengamalkan syariat isam secara kaffah.
“Selain itu akan terbentuknya generasi penerus yang intelek, relegius, dan berintegritas untuk menghidupkan dakwah di perbatasan serta terwujudnya kesejahteraan ummat secara menyeluruh,” kata Nurkhalis.
Sementara Ketua Panitia SDP KE 8 yaitu Dr. dr. Imran, Sp.S., M. Kes dalam laporannya mengatakan SDP VIII ini mengusung tema “Merajut ukhuwwah Islamiyah melalui Gerakan Dakwah Kemitraan dalam membumikan syariat Islam di perbatasan Aceh”.
“Kegiatan ini murni untuk ibadah/dakwah islamiyah dan mengembangkan keislaman dalam rangka membantu saudara-saudara kita yang ada di perbatasan yang sangat rawan pemurtadan,” kata Imran.
Ia menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi sunatan massal, pembinaan muallaf, bedah rumah dhu'afa, thibbun nabawi, kaderisasi remaja, seminar parenting dan bahaya narkoba, home visit (pengobatan gratis), pelatihan tajhiz mayyit, pelatihan khatib, silaturrahmi tokoh agama dan masyarakat, penyuluhan kesehatan dan pembagian sembako.
“Kegiatan ini juga bersinergi dengan Dinas Syariat Islam dan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Disinilah kita merasakan betapa indahnya ukhuwah islamiyah, bersama sama kita berdakwah membantu saudara saudara kita di perbatasan dan menunjukkan betapa eratnya persaudaraan sesama muslim,” pungkas Imran. []