Bila ada pesawat lewat, suaranya menderu. Mak Nong selalu mengira bahwa itu adalah saudaranya yang sedang mencari dirinya
WASATHA.COM, BANDA ACEH - Setelah tsunami, Aceh banyak menyimpan sebuah kisah. Inilah salah satunya.
Ada seorang nenek bernama Nurhayati. Biasa dipanggil Mak Nong.
Sekitar tahun 1967, saat usia 16 tahun, seseorang bernama Hasanudin mengajak Mak Nong pergi ke Aceh. Maka ia pun meninggalkan Cianjur dan menjadi pembantu rumah tangga di Aceh.
Sejak hidup di Aceh, Mak Nong hilang kontak dengan keluarganya di kampung. Ia ingin pulang tapi tidak ada dana. Hingga akhirnya bertemu lelaki Majalengka. Lalu mereka menikah dan menetap di aceh sampai hari ini. Selama di Aceh kehidupannya miskin.
Suaminya hanya bekerja sebagai buruh kasar. Sehingga mereka tidak mampu kembali ke Jawa Barat.
Kini Mak Nong sudah berusia 67 tahun. Kondisinya tidak bisa melihat lagi. Suaminya sudah wafat. Ia tinggal bersama anaknya di pemukiman korban tsunami.
Mak Nong sendiri adalah salah satu korban tsunami Aceh yang selamat.
Setelah 50 terpisah dari keluarganya di kampung, ia ingin sekali bertemu saudara-saudaranya, juga orang tuanya bila masih ada.
Mak Nong berasal dari Desa Ciguha Tengah, Kecamatan Sukanagara, Cianjur. Sebuah daerah perkebunan teh.
Orang tua Mak Nong adalah buruh pemetik pucuk teh di perkebunan tersebut. Ibunya bernama Mak Inut dan bapaknya bernama Sukaidi.
Mak Nong adalah anak kedua dari empat bersaudara :
1.Kak Encar
2.Nurhayati alias nong
3.Ninih
4.Hadrik alias Didik
Meski sudah puluhan tahun berpisah, nenek ini masih ingat dengan saudara ibunya.
1.Wak Ukrik (tidak memiliki anak)
2. Wak Ndoh (memiliki 3 anak, yaitu Kang Indih, Cak Mih seniman wayang kulit, dan Ning.
3. Wak Iwok (mempunyai 1 orang anak bernama Mimih)
4.Wak Manah (tidak punya anak)
Saat ini Mak Nong tinggal bersama anaknya, Abdullah, di Desa Blangkrueng, Dusun Meunasah Trieng, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Sebuah kampung yang menjadi korban tsunami.
Mak Nong berharap ada mukjijat yang bisa membawanya bertemu dengan saudara-saudaranya di Cianjur. Ia pun berharap orang tuanya masih ada. Inilah keinginannya yang terpendam selama 50 tahun.
Bila ada pesawat lewat, suaranya menderu. Mak Nong selalu mengira bahwa itu adalah saudaranya yang sedang mencari dirinya.
Melalui tulisan ini, semoga ada orang-orang yang bisa mewujudkan keinginan nenek ini menjalin tali kasih kembali. amiin. #
Untuk donasi silakan kontak : Amran, relawan Hilal Merah Indonesia 085206979639