Dyah Erti Idawati membuka Pelatihan Penguatan Kader Posyandu dalam Pendampingan Ibu Hamil dan Penggunaan dan Pemanfaatan Buku KIA, di Aula Dinas Syari'at Islam Kabupaten Aceh Timur |
WASATHA.COM, BANDA ACEH –
Sebagai garda terdepan bagi pelayanan terhadap ibu hamil, kader Posyandu
dihimbau untuk aktif melakukan pendampingan dan menyampaikan informasi terkait
kehamilan, agar ibu hamil, bersalin dan ibu nifas tetap dalam kondisi sehat.
Selain itu, jika terjadi masalah atau penyulit penyulit selama periode
tersebut, maka deteksi dini bisa segera dilakukan.
Hal
tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, dalam
sambutannya saat membuka secara resmi Pelatihan Penguatan Kader Posyandu dalam
Pendampingan Ibu Hamil dan Penggunaan dan Pemanfaatan Buku KIA, di Aula Dinas
Syari'at Islam Kabupaten Aceh Timur, Selasa (13/11/2018).
“Kader
posyandu merupakan garda terdepan yang langsung berhubungan dengan ibu hamil,
ibu melahirkan dan ibu nifas melalui berbagai kegiatan posyandu dan kelas ibu.
Oleh karena itu,, kader Posyandu harus mampu menyampaikan informasi,
mendampingi dan memotivasi ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas untuk
mendapatkan perawatan kesehatannya secara tepat,” kata Dyah Eri.
Dalam
kesempatan tersebut, Dyah Erti mengungkapkan, saat ini angka kematian ibu di
Aceh sebanyak 134 orang perseribu angka kelahiran. Sedangkan angka kematian
bayi sebanyak 10 perseribu kelahiran hidup.
“Angka-angka
tersebut masih berada pada kategori tinggi dibandingkan dengan target yang
ditetapkan nasional. Oleh karena itu perlu keseriusan bersama di semua sektor
untuk penanganannya. Tidak semata tugas pemerintah, berbagai pihak dan seluruh
elemen masayarakat harus bahu-membahu menekan angka kematian ibu dan bayi di
Aceh,” imbuh Dyah Erti.
Dosen
Fakultas Teknik Unsyah itu menekankan bahwa sebagai organisasi kemasyarakatan,
TP PKK merupakan mitra pemerintah yang sangat tepat untuk membantu pemerintah
menurunkan angka kematian ibu dan anak.
“PKK
merupakan organisasi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat melalui
pembinaan keluarga. Kader PKK dituntut memiliki kemampuan untu
merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi program-program yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi
program pelatihan pemberdayaan kader posyandu yang diselenggarakan oleh Pokja
IV PKK Aceh ini,” ujar Dyah Erti..
Dalam
sambutannya, Dyah Erti juga berpesan agar setiap Ibu hamil memiliki kemampuan
dan pengetahuan untuk merawat dan menjaga kehamilannya, sehingga dapat
menjalani persalinan dengan baik dan melewati masa nifas dengan sehat. Demikian
juga dengan perawatan bayi baru lahir dan anak.
Pelaksanaan
pelatihan kader pendampingan ibu hamil ini telah dilakukan oleh Pokja IV TP PKK
Aceh di tujuh kabupaten/kota.
Dyah Erti
berharap, dengan mengikuti kegiatan ini, para kader posyandu dapat melakukan
pendampingan dengan baik kepada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas agar
tetap terjaga kesehatannya.
“Untuk
memberikan pemahaman kepada para ibu hami tersebut tentu butuh pendampingan
dari para kader Posyandu. Oleh karena itu, saya himbau kepada kader Posyandu
yang mengikuti pelatihan hari ini, agar mengikuti kegiatan dengan serius,
sehingga saat terjun ke masyarakat nanti dapat memberikan pendampingan yang
prima,” pungkas Wakil Ketua TP PKK dan Dekranasda Aceh itu.