Dr Akhmad Shunhaji, MPd menerima Cinderamata dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Dr Kusmawati Hatta, |
WASATHA.COM, BANDA ACEH – Staf Ahli Bidang Dakwah
Kementerian Agama Islam Republik Indonesia, Dr Akhmad Shunhaji, MPd.I menegaskan
profesi da’i ke depan semakin konfleks. Ia menyebut, saat ini para ustadz
menghadapi generasi Y (Gen Y).
Generasi
Y menurutnya adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 hingga awal tahun 2000.
Mereka biasa memiliki karakter yang perhatian pada dunia digital yang cukup
tinggi.
“Mereka
mulai meninggalkan media elektronik dan beralih ke media baru, yaitu media
sosial,” ujarnya saat menjadi Keynote Speake pada Seminar Nasional Asosiasi
Profesi Dakwah Indonesia (APDI) di Meeting Room, Banda Seafood, Ulee Lheue,
Banda Aceh, Jumat (11/5/2018)
Menurutnya,
dalam kondisi demikian,
dakwah memiliki tantangan dan peluang baru.
Para pegiat dakwah memiliki peluang untuk memasyarakatkan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dan pemahaman terhadap hadis, serta sumber-sumber lain kepada masyarakat generasi Millenial dan Post Millenial.
Para pegiat dakwah memiliki peluang untuk memasyarakatkan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dan pemahaman terhadap hadis, serta sumber-sumber lain kepada masyarakat generasi Millenial dan Post Millenial.
“Era ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para
penggiat dakwah. Mereka memiliki nilai-nilai
baru yang diantaranya dipengaruhi oleh masyarakat dunia melalui media baru.
Mereka memiliki kesepahaman dengan komunitasnya, yang terkadang nampak seperti
bertentangan dengan norma-norma lama, bahkan aturan agama Islam,” jelas Akhmad
Shunhaji.
Mengakhiri paparanya, ia menekankan kepada para
peserta seminar yang terdiri dari para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi
dari seluruh perguruan tinggi Islam di Indonesia untuk terus berkreativitas dalam berdakwah menghadapi era millennial.