SHALAT merupakan jalan utama untuk mendekatkan diri setiap muslim kepada Allah SWT. Seluruh rukun qalbi (hati), rukun qauli (bacaan) dan rukun fi’li (gerakan) dalam shalat memberikan kekuatan pada jiwa seseorang untuk mendapat pertolongan dari-Nya.
Orang yang sudah mencapai derajat dekat dengan Allah, akan mendapat berbagai fasilitas dan kemudahan dalam menjalani kehidupan. Ia mampu menyelesaikan berbagai masalah yang muncul di hadapannya dengan cepat dan mudah.
Setiap ada masalah ia akan menghadap dan memohon pada Allah lewat shalat agar memberinya jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya sesuai perintah Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 153 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".
Demikian antara lain disampaikan Tgk. HM Daud Hasbi M.Ag, Ketua PB Persatuan Dayah Inshafuddin Aceh, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (14/2) malam.
"Dalam hidup ini tentunya kita sering menghadapi berbagai masalah. Lalu mengapa kita harus memperbaiki shalat terlebih dahulu untuk menghilangkan masalah? Karena memulai penyelesaian masalah dengan memperbaiki shalat, dari situlah kita mendapat pertolongan Allah dan mengangkat semua masalah," ujar Tgk Daud Hasbi.
Dijelaskan, dari berbagai masalah kehidupan yang muncul seperti masalah kesulitan ekonomi, rumah tangga, gangguan dalam pekerjaan, hati galau dan gelisah meski punya harta, kesulitan pergaulan, anak bermasalah, tekanan masalah hidup dan stres berkepanjangan, banyak dialami oleh orang yang tidak beres shalatnya.
Sementara orang yang benar shalatnya jarang mengalami masalah seperti tersebut. Ia bisa mengatasi berbagai masalah yang dialami dengan cepat dan mudah, sehingga tidak sampai berlarut larut dan menimbulkan stres yang berkepanjangan.
Menurutnya, shalat yang wajib lima waktu sehari semalam ditambah dengan shalat sunat, merupakan solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi seseorang, tapi sayangnya tidak banyak orang yang memahami hal ini.
"Kadang kala manusia lupa untuk meminta pertolongan pada Allah mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya, walaupun Allah sudah menyediakan sarana untuk itu yaitu shalat. Jika beres shalatnya maka ia akan menjalani kehidupan didunia dan akhirat dengan mudah. Jika shalatnya tidak beres maka ia pun akan banyak mengalami kesulitan dalam menhjalani kehidupan didunia maupun akhirat," terangnya ulama yang akrab disapa Abi Daud ini.
Akibatnya, karena merasa itu sebagai beban, shalat sering tidak tepat waktu, dikerjakan asal-asalan, bacaan-bacaan dalam shalat banyak yang salah karena diucapkan terburu-buru serta gerakan yang tidak teratur dan tertib (tumakninah) seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
Tgk Daud Hasbi mengungkapkan, banyak umat Islam saat ini khususnya di Aceh masih bermasalah dengan shalat karena meski sudah melaksanakannya, tapi banyak yang salah karena dikerjakan dengan gerakan asal-asalan dan bacaan terburu-buru.
"Bahkan ada imam yang terkadang jika kita simak masih salah dan tidak sempurna bacaan dalam shalat. Ada imam yang terburu-buru saat rukuk dan sujud dan lainnya, sehingga makmum yang ikut pun jadi terburu-buru bacaannya agar bisa mengikuti gerakan imam. Ini tentunya membuat shalat tidak berkualitas dalam pandangan Allah," sebutnya.
Kebanyakan umat Islam dalam membaca doa-doa dalam shalat dengan tergesa gesa dan tidak memperhatikan maknanya, tentu saja Allah enggan mengabulkan nya.
Orang yang shalat tapi tidak memperhatikan semua doa yang dibaca dalam shalat tersebut dengan khusyuk dan sungguh-sungguh karena ingin cepat-cepat selesai, ini juga menyebabkan tidak mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
Padahal shalat itu merupakan proteksi dari segala perbuatan munkar, tapi karena shalat asal-asalan, maka sistem proteksi juga tidak bisa bekerja dengan maksimal. Mereka termasuk kelompok orang yang lalai dalam shalatnya seperti yang disebutkan dalam surat Al Ma'un ayat 4 - 5: “Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya”.
Karenanya, Tgk Daud Hasbi juga menyarankan agar di masjid-masjid di Aceh dapat memerlukkan semacam klinik khusus sebagai tempat untuk terapi bagi orang-orang untuk melaksanakan shalat dengan benar.
"Harus disiapkan itu, ada guru yang membimbing shalat dengan kultum-kultum usai shalat fardhu di masjid. Harus ada klinik khusus untuk memeriksa atau memperbaiki shalat. Sampaikan tata cara shalat yang benar. Jangan sampai ada orang yang berdehem dalam shalat, bacaan salah karena terburu-buru, garuk-garuk kepala, atau angkat-angkat celana. Dengan rutin itu disampaikan bulanan, insya Allah shalat akan benar," jelasnya.
Dengan demikian, shalat sebagai gudangnya segala macam akhlak seperti tidak takabur, sopan, rendah hati, jujur, tidak iri, dengki, khianat, sera jauh dari maksiat bisa segera terwujud di Aceh terwujud di Aceh sebagai daerah syariat Islam.