BERKUNJUNG ke
Serambi Mekkah, belum mantap rasanya kalau kita belum nyicipin kuliner-kuliner
yang ada di daerahnya.
Aceh tidak
hanya terkenal dengan syariat Islam yang kental dan sejarahnya saja. Namun Aceh
juga terkenal dengan kuliner-kulinernya.
Aceh
tidak hanya terkenal dengan kuliner yang
berbahan dasar rempah-rempah, namun Aceh juga memiliki berbagai kuliner yang
berbahan dasar yang manis-manis. Ada beberapa makanan yang manis yang menjadi
ikon di Aceh, di antaranya ada timphan, dodol, wajib, meuseukat dan masih
banyak lagi.
Beberapa
makanan tersebut merupakan the legend of
food yang ada di Aceh. Dulu makanan tersebut biasanya hanya ada di
hari-hari tertentu saja, misalnya hari perkawinan, pertunangan dan terkadang
juga ada di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Namun,
seiring berkembangnya zaman makanan tersebut dapat kita temukan di beberapa
tempat penjualan kuliner.
Makanan-makanan
tersebut tidak hanya ada di Aceh saja, makanan tersebut juga sudah dikenal
diluar daerah seperti Jakarta dan sebagainya. Namun, tidak semua orang
mengetahuinya, ada sebagian orang yang tidak mengetahuinya.
Kuliner
Aceh dikenal diluar daerah berkat adanya perpindahan penduduk yang berasal dari
Aceh keluar daerah. Dengan berpindahnya mereka ke luar daerah, maka mereka bisa
dengan mudah memperkenalkan makanan khas yang ada di Aceh kepada khalayak
ramai.
Makanan
yang sangat sering terdengar di telinga masyarakat yang berada di luar daerah
adalah timphan, karena selain proses pembuatannya yang mudah, nama timphan juga
tercantum dalam lagu daerah Aceh yang dinyanyikan oleh seorang Seniman Aceh
yaitu Rafly Kande.
Dalam
lagunya yang berjudul Saleum, dia
mencantumkan nama timphan dan aso kaya. Namun timphan tidak hanya berisikan
asokaya saja, tapi juga ada timphan yang berisikan parutan kelapa.
Timphan
juga kadang sering disangka oleh masyarakat di luar Aceh sebagai lemper yang
diisi dengan kelapa ataupun srikaya.
“Awalnya
saya makan ini dikasih sama tetangga saya yang berasal dari aceh.” Ujar Novita
salah seorang mahasiswi di Jakarta.
Padahal
dari bentuknya saja kita sudah tahu bahwa postur lemper lebih besar daripada
timphan dan bahkan bahan utama yang digunakan untuk membuat timphan pun jauh
berbeda dari bahan yang di gunakan sebagai bahan utama pembuatan lemper.
“Saya
kira awalnya ini lemper, ternyata pas saya buka bungkusan daun pisangnya
ternyata bukan. Ini diluar dugaan. Saya juga suka dengan rasanya ini, malahan
setiap lebaran saya juga membuat timphan ini untuk hidangan para tamu. ”
Ujarnya lagi.
Bahan
utama dalam pembuatan timphan bisa dengan singkong dan bisa juga dengan pisang,
sedangkan lemper dia hanya menggunakan bahan utama beras, dan diisi dengan
ayam, dan sayuran.
Bagi
anda yang berada diluar daerah, namun anda ingin merasakan bagaimana rasa
timphan tersebut, anda dapat membuatnya sendiri dirumah, karena bahan dan
proses pembuatannya pun tidak begitu rumit.
Berikut langkah-langkah untuk membuat timphan srikaya dengan
15 porsi.
Hal
yang paling utama kita siapkan untuk pembuatan timphan adalah alatnya dan
bahannya. Bahan-bahan dan alatnya sebagai berikut :
Bahan
:
Daun
pisang muda yang sudah dipotong sesuai ukuran
200 gr
tepung ketan
3 sdm
santan
250 gr
gula pasir
¼ sdt
garam
250 gr
pisang raja yang sudah dihaluskan
Bahan
untuk isi (selai) :
1 buah
kelapa parut
100 gr
gula pasir
25 gr
nangka yang sudah matang yang telah terpotong dadu
2
lembar daun pandan
Cara
pembuatan :
Untuk selai :
Siapkan wajan, kemudian panas gula pasir dan tunggu sampai
memerah, lalu masukkan kelapa parut dan aduk hingga merata.
Lalu masukkan daun pandan untuk memberikan aroma yang harum.
Setelah itu masukkan nangka yang sudah di potong dadu, aduk
hingga merata. Dan tunggu sampai kelapa sedikit mengering dan lalu angkat.
Untuk kulit :
Campurkan tepung dan 1 gelas gula pasir, kemudian tambahkan 3 sdm santan dan ¼ sdt garam. Lalu masukkan
pisang yang sudah dihaluskan aduk hingga merata dan sampai adonan kalis.
Siapkan daun pisang yang sudah dipotong-potong sesuai ukuran
yang ada. Kemudian oleskan minyak sayur di bagian daun pisang yang atas supaya
adonan tidak lengket.
Lalu ambil adonan sebesar bola pingpong dan letakkan di atas
daun pisang yang sudah di oleskan minyak. Kemudian tekan dengan ujung jari
hingga membentuk pipih dan melebar, setelah itu tambahkan isiannya ( kelapa )
dibagian tengahnya.
Setelah itu rapikan bagian pinggirnya dengan daun pisang
yang ada, dan lipat bagian-bagian ujung daun tersebut hingga tertutup rapi.
Lakukan seterusnya sampai adonan habis.
Kemudian, masukkan timphan yang sudah setengah jadi itu
kedalam panci yang besar, miringkan timphan tersebut agar tidak meleber. Lakukan
sampai timphan tersebut habis.
Setelah itu, kukus timphan selama 30-60 menit, dengan api
yang merata supaya matangnya pun merata.
Angkat, lap timphan agar tidak terlalu berminyak dan potong
ujung daunnya. Dan timphan siap disajikan.
Dengan bahan dasar yang ekonomis dan cara pembuatan yang
cukup mudah, maka hal tersebut tidak akan menjadi hambatan bagi anda para
penikmat timphan yang ada di luar daerah bukan. Hal tersebut dapat dengan mudah
kita lakukan. Selain itu timphan juga merupakan makan yang mudah di terima di
berbagai kalangan, tidak hanya orang dewasa, remaja, dan lansia, namun juga
anak-anak pun menyukainya. [Nazira Zahra]