SETIAP mendengar kata hero lantas terpikir di benak kita adalah
seorang pahlawan yang melakukan sesuatu ,menolong sesuatu atau membuat sesuatu
yang baik untuk khalayak ramai.
Zulkarnaen kecil lahir di desa kecil atau biasa kami
menyebutnya kampong di sebuah kota kecil di Nanggroe Aceh Darrusalam,
Lhoksemawe di Keude Aceh. Disana ia tumbuh besar dengan latar belakang keluarga
sederhana, dengan sembilan bersaudara dan Zulkarnaen adalah anak ke- sembilan.
Zulkarnaen kecil hanya seorang anak kecil yang bercita-cita
menjadi seorang pemain sepak bola karena saat dia membuka pintu rumahnya lantas
yang terlihat adalah lapangan sepak bola anak-anak kampong tersebut bermain
bola. Hampir setiap saat setelah pulang sekolah hanya permainan
sepak bola yang dimainkan bersama teman-temannya, bahkan tidak ada hari tanpa
main bola.
Di masa Sekolah Menengah Atas (SMA) Zulkarnaen sering mengikuti kegiatan olah raga disekolah
tidak hanya bola kaki yang dikuasai, dia pun menguasai permainan bola voli, tenis ,tenis meja,
bulutangkis, dan lainnya.
Namun dia hanya menekuni satu permainan yaitu sepak bola. Di
sekolah itu dia memulai awal karir sepak bolanya dengan bergabung dengan tim
sekolah. Saat ada pertandingan sepak bola tim dari sekolah Zulkarnaen selalu
ikut serta dalam pertandingan antar SMA di
kota lhoksemawe itu, dan tim dari sekolah Zulkarnaen selalu menang juara 1
setiap ada pertandingan.
Kemenangan ini tentu bukan kebetulan namun hasil kerja keras Zulkarnaen dan teman-temannya dari kecil yang berlatih sepak bola bersama-sama
.
Pada setiap pertandingan sepak bola antar SMA di kota Lhoksemawe selalu ada agen dari tim sepak bola aceh yaitu Persiraja.
Agen ini bertugas mengawasi anak-anak berbakat dari SMA yang
mengikuti perlombaan dan mengambil untuk direkrut menjadi pemain sepak bola di
tim Persiraja.
Saat itu, ada dua anak beruntung dari kota Lhoksemawe tersebut, yaitu
Sumurung Siregar dan satu lagi Zulkarnaen Sulaiman yang mewakili anak-anak kota Lhoksemawe untuk bergabung di tim Aceh yaitu Persiraja.
Dan setelah lulus SMA, Zulkarnaen melangkahkan
kakinya ke Banda Aceh.
Disana dia mulai mengasah kemampuan sepak bolanya dan mengikuti banyak
pertandingan ada yang menang dan kalah.
Dia pun berlatih dan bertanding dengan lawan yang berbeda
Negara dan mengikuti pelatihan dan pertandingan di Negara tetangga sebelah, salah satunya Singapura. Di sana dia dan timnya melewati banyak hal yang
sangat berarti.
Pada tahun 1980, adanya
turnamen yang bergengsi yang di selenggarakan Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) di Jakarta. Disana Persiraja juga ikut serta dalam turnamen
tersebut. Singkat cerita Persiraja menang sampai ke babak final melawan
Persipura. Final tournament yang diselenggarakan PSSI adalah Sabang vs Merauke.
Pada saat pertandingan Persiraja melawan Persipura saat itu
terjadi pertarungan yang sangat sengit dan pada akhirnya dimenangkan oleh tim
Zulkarnaen, Persiraja dengan skor 2-0.
Pertandingan ini sangat diingat oleh orang Aceh pada masa itu. Setelah pertandingan itu Zulkarnaen dan
kawan-kawan pulang ke Aceh.
Namun
siapa sangka warga kampong Keude Aceh sangat bangga kepada Zulkarnaen yang dulu hanya anak kecil
yang suka bermain sepak bola biasa di lapangan pasir dikampungnya sekarang berhasil
mengharumkan nama bangsa dan kampong halamannya.
Mungkin orang lain melihat Zulkarnaen hanya seorang pemain
sepak bola biasa yang beruntung menang saat turnamen tersebut bersama timnya. Namun, bagi orang kota Lhoksemawe
terutama Kampong Keude Aceh, menganggap dia hero atau pahlawan yang mengharumkan nama
daerah. Zulkarnaen Sulaiman adalah anak
kecil yang suka bermain sepak bola. [Adlu Zulkarnaen]