FOTO : wasatha | Husna |
WASATHA.COM- Syifani Urrahmah
santri Babun Najah terpilih mewakili Aceh sebagai salah satu peserta Debat
Bahasa Inggris pada MQKN (Mushabaqah Qiraatul kutub Nasional) 2017, di Jawa
Tengah.
Nantinya ia akan mengikuti lomba
di Pesantren Raudhatul Mubtadiin Kabupaten Jepara, dijadwalkan berangkat hari
ini bersama santri lainnya, pukul 07:00 via Bandara Sultan Iskandar Muda dan
akan didampingi oleh Kanwil Kemenag Kota Banda Aceh selama acara berlangsung
dari tanggal 29-7 Desember 2017.
Santri yang rajin dan aktif di
kelas ekschool debat tersebut telah mengikuti dua tahap seleksi, yaitu tingkat
pesantren se-Kota Banda Aceh dan Pesantren se-Provinsi Aceh.
Keinginan Syifani mengikuti lomba
bertaraf nasional tersebut tidak lepas dukungan penuh dari orang tua dan pihak pesantren.
"Semoga dengan ini dapat membuat keduanya bangga dan dapat mengharumkan
nama Aceh dan pesantren yang saya bawa," ungkap Syifani.
Ia berharap setelah ini ilmu
bahasa yang ia punya meningkat baik, "Dapat menambah wawasan saya dan
menambah kepercayaan diri untuk dapat berbicara didepan publik," ujarnya.
Wakil pimpinan Pesantren Edi
Azhari sangat mendukung penuh santri-santri yang berbakat dibidangnya.
"Pihak pesantren sangat mendukung prestasi yang diraih Syifani dari
tingkat daerah hingga nasional. Pesantren juga memberi apresiasi baik berupa
motivasi dan financial untuk mengharumkan Aceh, khususnya Pesantren Babun
Najah," imbuh Edi Azhari.
Guru Pembimbing Debat, Ahmad
Alhubaisyi mengatakan, keseharian Stefani sering mewakili Pesantrennya untuk
mengikuti Debat Bahasa Inggris yang diadakan oleh sekolah/madrasah sekitaran
Banda Aceh dan Aceh Besar. "Karena dia sudah sering mengikuti lomba Debat
mewakili Pesantren, jadi tidak ada seleksi lagi didalam," jelas Ahmad yang
juga ustad di Pesantren tersebut.
MQKN adalah kegiatan tiga tahunan
yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama bukan hanya sebatas lomba membaca
kitab kuning untuk memperebutkan juara, tapi juga harus menjadi penyebaran
nilai-nilai ke-Islaman. [Husna Azizah]