Iklan

Iklan

M. Hasan Basry, Tokoh Aceh Pemersatu Masjid Se-Rantau

11/02/17, 23:46 WIB Last Updated 2017-11-02T16:46:09Z

WASATHA.COM - Kantor Perdana Menteri Malaysia bekerja sama dengan Forum Silaturrahmi Kemakmuran Mesjid Se-Rantau (Forsimas) menyelenggarakan Festival Mesjid Asean dan diikuti oleh perwakilan dari puluhan negara dari dalam dan luar Asean dari tanggal 6-8 Desember 2015 di Putra Jaya Internasional Convention Center.

Festival ini menghadirkan para pembicara tenar dari Australia,  Thailand,  Malaysia,  Indonesia,  Maldives, dan Fillipina.

Tokoh utama yang namanya terus disebut oleh panitia dan berbagai pembicara dalam festival ini adalah Drs.M. Hasan Basry, MA, sekjend Forsimas yang juga mantan Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry yang kini sudah berumur 84 tahun dan tinggal di sektor Selatan Darussalam, Banda Aceh.

Ide besar Forsimas nampaknya hari ini kian mendapatkan sambutan dari berbagai negara. Itu sebab tidak heran jika M. Hasan Basry begitu dihormati dalam kegiatan ini, oleh peserta dari berbagai negara, baik pejabatnya maupun para pengurus mesjid.

Hal ini tentu membahagiakan para peserta lainnya dari Aceh, bahwa kita memiliki tokoh besar yang bisa memberi ide-ide, pengaruh dan gagasan untuk skala Asean yang luas. Lalu, perihal apa sehingga tokoh Aceh yang tinggal di Darussalam ini begitu dihormati?

dr. Muhammad Nawar Arifin, seorang aktivis Islam dan pemuda cermerlang Malaysia yang juga aktivis UMNO, penanggung jawab festival ini saat mengawali sesi awal pembukaan mengatakan, kita berkumpul di sini dalam rangka silaturrahmi di mana dengan ini insya Allah kita akan dapatkan ide-ide besar untuk kebaikan dan perubahan.

"Dan visi Forsimas ini, sesungguhnya telah sejak lama dirancang oleh Pak M. Hasan Basry” kata dr. Muhammad Nawar sembari mengucapkan berterimakasihnya kepada Pak M. Hasan Basry dan disaksikan Menteri Luar Negeri Malaysia serta sejumlah menterinya.

Tidak sampai di situ, Senin (7/12/2015), Prof Jimly Assiddiqy di hadapan ribuan undangan juga memberikan apresiasi tinggi kepada Pak M. Hasan Basry yang ia sebut sebagai “Shahibul Hajat” atau pemilik hajat even besar ini.

Prof Jimly mengakui telah kenal dekat dengan Pak M. Hasan Basry sejak ia masih muda 30 tahun lalu dimana sejak itu pula Prof Jimly mengenal Pak Hasan Basry sebagai sosok yang gigih berjuang untuk menggerakkan dan mempersatukan masjid-masjid se-rentau.

Prof Jimly sendiri dalam festival ini menyampaikan orasinya tentang revitalisasi fungsi mesjid sebagai sentral peradaban Islam.

Oleh sebab itu,  dapat lah disimpulkan bahwa kini Forsimas telah begitu mendapat sambutan di dunia,  dan bukan hanya dunia Melayu saja karena koneksi Forsimas terbentang hingga ke Australia dan Afrika Selatan.

Demikianlah, tokoh Aceh harum di luar karena ide dan gagasannya dihargai karena memang memiliki cita rasa tinggi dan memuat misi peradaban. [Teuku Zulkhairi, Aktivis Forsimas Aceh]

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • M. Hasan Basry, Tokoh Aceh Pemersatu Masjid Se-Rantau

Terkini

Topik Populer

Iklan