KEBANYAKAN manusia
yang paling banyak disebutkan dalam Alquran adalah orang-orang yang ingkar dan menentang perintah Allah
SWT dalam kehidupan di akhir zaman, dan sangat sedikit yang beriman dan
bersyukur atas segala nikmat Allah yang diterimanya.
Karenanya, agar mendapatkan
keselamatan dan pertolongan dari Allah, umat muslim haruslah menjadikan dirinya
selalu berada dalam barisan golongan
yang sedikit yaitu mereka yang setiap saat menggunakan pendengaran, penglihatan
dan hatinya untuk taat dan bersyukur kepada-Nya.
Demikian antara lain disampaikan
Ustaz Dr. rer. nat. Ilham Maulana, Wakil Dekan III Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala (F-MIPA Unsyiah) saat mengisi
pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi
Luwak, Jeulingke, Rabu (11/10/2017) malam
"Di dalam Alquran, apabila
disebut golongan yang ramai atau banyak, mereka ini bukanlah golongan yang
beriman. Golongan yang disebut banyak ini mereka yang menentang atau melawan
perintah Allah. Akan tetapi golongan yang beriman dan selalu bersyukur, itu
sangat sedikit jumlahnya.. Karenanya agar selamat, marilah kita menjadi
golongan yang sedikit ini," ujar Ustaz Ilham Maulana.
Ketua Perhimpunan Alumni Jerman
(PAJ) Aceh yang juga aktif sebagai mubaligh ini menyebutkan, jika kita
mempergunakan telinga, mata dan hati dengan sebaik-baiknya, maka banyak
tanda-tanda kebesaran Allah disebutkan dalam Alquran, yang seharusnya membuat
kita selalu bersyukur kepada Allah, tidak hanya dalam ucapan lisan tapi juga
dalam perbuatan amal saleh sehari-hari.
Dalam Alquran Surat An-Nahl ayat
78 ditegaskan,
"Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur"
Namun, dalam kenyataannya banyak
manusia yang tidak bersyukur, dan malah ingkar pada-Nya, seperti dijelaskan
dalam Surat Al-Mulk ayat 23 yang artinya "Katakanlah: Dia-lah yang
menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati".
(tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur. Begitu juga halnya ditegaskan dalam Surat
Saba ayat 13 yang artinya, “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang
bersyukur".
Ustaz Ilham Maulana juga
mengisahkan, pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA, ada seorang pemuda yang sering
berdoa berulang-ulang sambil thawaf di depan Ka'bah seraya meminta “Ya Allah,
masukkanlah aku dalam golongan hamba-Mu yang sedikit".
Doa pemuda ini didengar oleh Umar
ketika beliau sedang melakukan thawaf. Umar lalu merasa heran dengan doa dan
permintaan pemuda tersebut.
Selesai melakukan thawaf, Umar
memanggil pemuda tersebut lalu bertanya, “Kenapa engkau berdoa sedemikian rupa,
apakah tidak ada permintaan lain dalam doamu kepada Allah?"
Pemuda itu menjawab: “Ya Amirul
Mukminin! Aku membaca doa ini karena aku merasa takut dengan penjelasan Allah
dalam Surat Al-'Araf ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya Kami (Allah) telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi
penghidupan. Tetapi amat sedikitlah kamu yang bersyukur". Aku memohon agar
Allah memasukkan aku dalam golongan yang sedikit itu, karena terlalu sedikit
orang yang tahu bersyukur kepada Allah".
"Karenanya, jangan heran
kita ketika hal-hal baik sebagai bentuk ketaatan dan ibadah kepada Allah sangat
sedikit mau mengikutinya. Seperti kita adakan pengajian memahami ayat-ayat
Allah, ajakan shalat berjamaah, dan lainnya sebagai bentuk rasa syukur, karena
Allah sendiri telah menegaskan sangat sedikit yang bersyukur atas nikmat yang
diperoleh," terang Ilham.
Tentang mensyukuri nikmat Allah
itu, tambahnya, memang sedikit sekali orang yang mampu mensyukurinya, bahkan
banyak yang mencela dan menganggap Allah itu tidak adil, padahal tiap detik
nikmat Allah terus mengalir untuk kita, setiap saat kita manfaatkan namun
terabaikan dalam mensyukurinya.
"Jangan samapai kita
tergolong seseorang hamba yang tidak pandai mensyukuri nikmat yang telah Allah
anugerahkan kepada kita, karena walaupun Allah katakan sangat sedikit manusia
dan hambanya yang mau bersyukur, kita berharap yang termasuk dari golongan
sedikit itulah kita," terangnya.
Meskipun sedikit jumlahnya, Ustaz
Ilham juga menyampaikan, agar upaya dakwah dan ajakan agar manusia untuk selalu
taat dan menjalankan perintah Allah, harus terus dilakukan setiap saat dan
sepanjang hayat.
"Tugas kita untuk berdakwah
mengajak kepada kebaikan dan amar ma'ruf nahi munkar tidak boleh berhenti. Kita
wajib mengajak, soal orang mau ikut atau tidak kita serahkan kepada Allah untuk
menentukan hasilnya, karena Allah hanya melihat usaha kita bukan hasil dari
usaha mengajak pada kebaikan," jelasnya.