ALLAH
Maha Adil. Dia akan memutus dan membalas setiap amal yang diamalkan seorang
hamba dengan balasan yang setimpal dan seadil-adilnya tanpa pandang bulu.
Lima
hal yang telah disiapkan oleh Allah sebagai imbalan bagi mereka yang berhasil
melaksanakan lima perkara antaranlain sebagai berikut.
Pertama,
Allah swt telah menyiapkan tambahan rizqi bagi mereka yang bersyukur. Ini
merupakan janji Allah swt yang termaktub dalam al-Qur’an dalam ayat yang
berbunyi, jikalau engkau bersyukur pasti akan aku tambah nikmatmu.
Tambahan ni’mat di sini bersifat pasti.
Kedua,
Allah swt siapkan pengabulan bagi mereka yang telah berdo’a. Ini juga merupakan
bukti dari janji Allah yang akan selalu mengabulkan do’a-do’a hambanya
sebagaimana tercatat dalam al-Qur’an (mintalah kalian kepada-Ku, maka Aku akan
mengabulkan (permintaan) kalian semua.
Akan
tetapi, seringkali terbesit dalam hati sebuah pertanyaan. Mengapa banyak do’a
dan permintaan hamba yang tidak dikabulkan? Bukankah Allah berjanji akan
mengabulkan segala permintaan. Dan bukankah Allah tidak pernah menyalahi
janjinya (innallaha la yuhliful mi’ad). Lantas bagaimana kita memahami realita
ini?
Ingin Tampil Cantik? Indah Dini Makeover Solusinya
Seorang
ulama menjelaskan bahwasanya Allah pasti akan mengabulkan segala permohonan
do’a hamba-Nya. Karena itulah yang Ia janjikan dalam al-Qur’an, dan Allah
bukanlah dzat yang mengingkari janji. Hanya saja yang harus dimengerti bahwa
tidak semua do’a dikabul dan diterimakan kepada hamba-Nya di dunia ini. Kadang
kala setengah dari permintaan itu dikabul di dunia dan setengah sisanya nanti
akan diberikan di akhirat. Atau bisa saja sepertiga diterima di dunia dan dua
pertiga dari permintaan itu akan dihibahkan oleh Allah di akhirat nanti.
Bukankah
kita sering berdo’a memohon sesuatu yang hasilnya tidak seperti yang kita
inginkan. Kita kadang berdo’a agar diberikan motor baru, tetapi yang diberikan
oleh-Nya hanya motor bekas. Atau kadang kita meminta do’a agar memiliki istri
yang cantik dan shalehah, tetapi kita diberi istri yang shalehah saja. Terkadang
juga sebaliknya, berharap kita memiliki anak shaleh dan Allah memberi kita anak
yang shaleh. Sebagaimana harapan kita memiliki hunian sederhana dan Allah
memberi kita rumah sederhana.
Demikianlah
seharusnya cara kita memahami konsep ijabah dan do’a. Yakinlah apa yang
ditentukan Allah kepada kita saat ini adalah yang terbaik. Percayalah bahwa di
balik pemberian itu ada hikmah yang amat sangat besarnya.
Oleh
karenanya, orang-orang sufi akan merasa sangat susah jika semua permintaannya
dikabulkan oleh Allah swt saat ini juga. Karena mereka berpikir, apabila Allah
mengabulkan segala permintaanku di dunia, lantas apakah yang akan aku punya di
akhirat nanti? Bukankah lebih baik ‘melarat’ di kehidupan dunia yang sementara
ini dari pada miskin di akhirat yang abadi nanti?
Pertanyaan
dan kebimbangan semacam ini merupakan kewajaran bagi manusia awam seperti kita.
oleh karena itu Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya memberikan ajaran yang
sangat bagus untuk kita teladani, sebuah do’a yang berbunyi:
(Allahumma
inni As-aluka nafsan muth mainnatan tu’minu biliqo’ika wa tardho bi qodho-ika
wa taqna’u bi’athoika)
Ya
Allah Aku sungguh memohon kepadamu jiwa yang tenang yang percaya akan adanya
kesempatan berjumpa dengan-Mu, dan (jiwa) yang rela atas segala keputusan-Mu,
dan (jiwa) yang lapang atas segala pemberian-MU.
Doa Memperoleh Rezeki Yang Halal
Ketiga
Allah swt siapkan ampunan bagi mereka yang beristighfar (meminta ampun).
Demikianlah sebiknya kita selalu beristighfar agar terbebas dari dosa-dosa
kecil yang tidak terhindarkan oleh jiwa awam kita yang sering kali timbul
karena lidah yang terpeleset, tangan yang jahil, hati yang dengki dan lain sebagainya.
Allah
telah menyiapkan ampunan bagi hamba-hambanya yang mau mengaku bersalah dan
meminta maaf kepada-Nya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
Rasulullah saw bersabda
(lau
akhtho’tum hatta tablugha khathoyakumus sama-a tsumma tubtum lataba ‘alaikum)
“Andaikan kalian berbuat salah, dan kesalahan itu mencapai tingginya
langit, kemudian engkau memohon ampunan, pastilah Allah mengampunimu semua.”
Sayangnya,
jarang sekali diri kita ini merasa salah dan berdosa, karena menganggap apa
yang kita lakukan adalah sebuah kebiasaan yang tidak mengandung ma’syiat. Kita
menganggap melihat gosip di media bukanlah dosa, padahal itu bentuk lain dari
ghibah. Kita merasa hanya sekedar mengkritik, padahal kritikan kita tanpa bukti
dan alasan yang kuat, itu merupakan miniatur dari fitnah. Kita menganggap biasa
saja dengan pengeluaran belanja kita, padahal jika dipikir kembali apa yang
telah kita beli bukanlah barang-barang primer, bukankah itu bagian dari
kemubadziran? Astaghfirullahal ‘adhim.
Keempat,
Allah swt akan selalu membuka pintu yang lebar (menerima) bagi mereka yang
melakukan pertaubatan insaf dari kesalahan. Tidak perlu hawatir mengenai
dosa-dosa jikalau seseorang telah bertaubat pastilah Allah akan menerima taubat
itu. Sebuah hadits qudsi menjelaskan kepada kita gambaran betapa Allah swt
adalah Tuhan yang Maha-Maha Pemurah dan Penerima taubat hamba-Nya:
(maktubun
haulal ‘arsyi qabla an takhluqod dunya biarba’ati alafi ‘aamin wa inni la
ghaffarrun liman taba wa amana wa amila shaliha stummah tada)
Telah
tertulis di sekitar ‘arasy (terhitung) 4.000 tahun sebelum dunia tercipta bahwa
seseungguhnya Aku ini adalah Pengampun orang yang bertaubat dan beriman lagi
beramal shaleh, dan Akupun memberi petunjuk.
Memang
bagi sebagian orang merasa bersalah itu mudah, tetapi bertekad untuk tidak
mengulanginya kembali dan memang tidak mengulanginya lagi adalah sebuah
kesulitan tersendiri. Oleh karena itulah seringkali orang ‘alim berdo’a kepada
Allah swt agar diberikan kesadaran untuk melakukan pertaubatan. Karena
kemampuan manusia untuk bertaubat datangnya hanya dari Allah swt. Bukankah
ampunan-Mu jauh lebih luas dari kesalahan Kami.
Kelima,
Allah swt siapkan imbalan spesial bagi mereka yang bersedekah. Imbalan itu
sungguh spesial apabila sedekah yang dilakukan seorang hamba itu semata karena
Allah Ta’ala. Baik imbalan di dunia maupun di akhirat.
Apakah Anda Tergolong Muslimah yang Taat Kepada Allah?
(ma
min abdin tashoddaqo bishodaqotin yabtaghi biha wajhallahi illa qolallahu
yaumal qiyamati abdi rojautani falan ahqiroka harramtu jasadaka ‘alan nai
wadkhul min ayyi abwabil jannati syi’ta)
Tidak
seorangpun yang bersedekah semata karena Allah, kecuali di hari kiamat kelak
Allah akan berkata “hambaku, kau mengharapkan-Ku, Aku pun tidak akan
membiarkanmu terbakar. Aku haramkan jasadmu terbakar api neraka. Dan Aku
persilahkan kau memilih pintu surga mana yang kau inginkan.
Begitulah
janji Allah tentang imbalan di akhirat kelak, kepada mereka yang bersedekah.
Sedangkan imbalan di dunia ini sudahlah jelas, kita semua telah mengerti bahkan
seolah menjadi semboyan bahwa sedekah dapat menolak segala bala’ (kesialan),
wallahua’lam.[Bahron Ansori |
mirajnews.com]