Foto : FPDLT |
WISATAWAN yang berkunjung ke Danau Lut Tawar (DLT) dihimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah anorganik, baik langsung maupun tidak langsung.
Himbauan ini diutarakan Sekretaris Jendral (Sekjend) Forum Penyelematan Danau Laut Tawar (FPDLT) Khalisuddin dalam siaran pers Takengon, Aceh Tengah, Minggu (25/06/2017).
"Danau Laut Tawar milik kita semua, bukan warga Aceh Tengah saja, didalamnya telah dipenuhi sampah plastik yang tidak mudah larut. Mari buang sampah pada tempatnya," ujar Khalisuddin.
Ia juga menambahkan, seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap lebaran Idul Fitri, Idul Adha atau tahun baru Masehi, kunjungan ke destinasi wisata seputar Danau Laut Tawar cenderung meningkat. Kondisi ini turut meningkatkan kuantitas sampah di sekitar Danau yang berpenghuni sejumlah ikan endemik (ikan asli) seperti ikan Depik dan ikan Kawan.
"Selain mengganggu pemandangan, merusak lingkungan, sampah anorganik juga berdampak negatif kepada ikan endemik serta berakibat pendangkalan danau. Mari kita tingkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan," pungkas Sekjend FPDLT.
Seperti diberitakan sejumlah media, akhir-akhir ini kondisi DLT kian memprihatinkan dengan turunnya kualitas air akibat pencemaran serta berkurangnya debit air.
Sejumlah upaya kampanye penyelamatan sudah dilakukan oleh elemen sipil. Diantaranya penanaman pohon, pemungutan sampah di jalan lingkar DLT, juga pemungutan sampah anorganik dari dasar DLT oleh para penyelam dari Gayo Diving Club (GDC).
Air danau yang luasnya lebih dari 5000 hektar ini mengalir melalui kabupaten Bener Meriah, Bireuen dan Aceh Utara melalui Krueng Peusangan.*Dhi