Foto:Wasatha.com/El Kausar Nour Khalifa
Wasatha.com-Pasar
pagi Tungkob merupakan pasar yang menjual beberapa jenis sayuran secara grosir
dan eceran, pasar pagi ini diadakan
setiap hari yang dimulai sejak pukul sebelum terbit fajar sampai dengan pukul
tujuh pagi.
Para
petani sudah mulai membawa hasil pertanian mereka ke simpang Tungkob mulai
pukul tiga pagi, karena pada saat itu juga para agen sayuran sudah menunggu
mereka untuk menyuplai sayuran ke seluruh kota Banda Aceh.
Pasar
pagi ini masih tergolong pasar tradisional karena masih diadakan ditengah jalan
simpang tungkob, adanya transaksi antara penjual dan pembeli secara langsung
dan melalui proses tawar-menawar. Para petani harus selesai menjual sayur
mereka sampai dengan pukul tujuh pagi karena jalan akan digunakan oleh
pengendara mobil dan sepeda motor.
Sayuran
yang dijual di pasar pagi Tungkob berasal dari beberapa desa yang berada di
sekitar desa Tungkob, desa-desa tersebut antara lain, desa Lambaro Angan,
Lambitra, Lampuuk, Cot Keueng, Lam Atuek, Beurabung, Limpok dan desa lain di sekitar
desa Tungkob.
Dan
juga jenis sayuran yang dijual di pasar ini seperti bayam, kangkung, sawi,
bayam merah, selada, seledri, daun bawang, tomat aceh, tempe dan masih ada beberapa
hasil bumi yang lain yang dijual di pasar pagi simpang tungkob. Pasar pagi Tungkob
juga sudah termasuk pasar yang cukup tua karena pasar pagi ini sudah ada sejak
orang-orang di daerah tersebut mulai bertani.
Setelah
hasil kebun para petani dikumpulkan di simpang tungkob, kemudian sayur tersebut dibeli dan dibawa ke Peunayong
oleh agen sayuran ke seluruh kedai kelontong dan warung nasi yang ada di Banda
Aceh, kemudian ada juga orang yang berbelanja secara grosir yang kemudian
barang mereka itu dijual di jalan-jalan peunayong dengan cara kaki lima.
Para
petani sangat terkendala saat harga sangat murah atau bahkan sayuran mereka
tidak terjual sama sekali, itu disebabkan karena sayuran yang dipanen para
petani melebihi kebutuhan konsumen, sehingga sebagian para petani harus membawa
pulang kembali sayuran yang dihasilkan dari kebun mereka. Tetapi hal seperti
ini sangat jarang terjadi, tidak semua petani yang berada didesa sekitaran Tungkob
bisa memanen hasil kebun mereka dalam waktu yang sama.
Para
petani bisa meraup untung dua kali lipat ketika harga naik, hal ini biasanya
terjadi ketika musim hujan tiba, karena tanaman sangat rentan terserang
penyakit sangat musim hujan, sampai-sampai ada lahan yang tergenang air
sehingga tanaman yang ada layu dan mati, sehingga para petani mengalami gagal
panen. Mereka para petani yang bisa melewati fase ini, maka mereka bisa meraup
untung dua kali lipat karena hasil panen yang sangat sedikit dan harga pun
naik.(El Kausar Nour Khalifa/Eva)