Aceh dikenal sebagai daerah yang kaya akan tradisi dan budaya Islami. Salah satu tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini adalah “Peutron Aneuk”, yaitu acara adat yang diadakan untuk memperingati kelahiran seorang anak. Tradisi menjadi bentuk rasa syukur keluarga terhadap karunia yang telah Allah SWT berikan.
Acara Peutron Aneuk biasanya dilaksanakan beberapa hari setelah bayi lahir, disertai dengan doa bersama dan zikir. Dalam kegiatan ini, keluarga mengundang para tetangga, kerabat, dan tokoh masyarakat untuk ikut mendoakan keselamatan serta masa depan si bayi.
Selain doa dan zikir, terdapat pula prosesi simbolis seperti mencukur rambut bayi (aqiqah) dan pemberian nama yang sarat makna Islami, serta turun tanah dan proses membelah kelapa. Dalam beberapa daerah, acara ini juga disertai dengan penyajian makanan khas seperti kuwah beulangong atau pulut kuning sebagai bentuk kebersamaan.
Menurut salah satu tokoh masyarakat Pidie, Tgk. Amri, tradisi Peutron Aneuk merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia kehidupan baru. “Selain sebagai ungkapan syukur, acara ini juga menjadi momen mempererat silaturahmi antarwarga dan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan,” ujarnya.
Meskipun zaman semakin modern, masyarakat Aceh masih berusaha mempertahankan tradisi ini agar tidak hilang ditelan arus perubahan. Peutron Aneuk menjadi bukti bahwa adat dan nilai-nilai Islam di Aceh tetap berjalan berdampingan, mencerminkan kearifan lokal yang kaya makna dan spiritualitas tinggi. [Asyila Zakira]
