| Nuri Agussetiawan (Alumni KPI FDK UIN Ar-Raniry). (Foto: Ist). |
Oleh: Nuri Agussetiawan (Alumni KPI FDK UIN Ar-Raniry)
Dalam sejarah pendidikan komunikasi di Aceh, satu nama kini menorehkan bab yang sulit dilupakan. Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh resmi meraih akreditasi Unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Sosial Politik Administrasi dan Komunikasi (LAMSPAK).
Capaian ini bukan hanya tentang siapa yang pertama, melainkan tentang siapa yang benar-benar pantas disebut Unggul.
KPI Ar-Raniry telah membuktikan dirinya sebagai prodi berbasis komunikasi pertama di Aceh yang meraih status tertinggi dalam akreditasi.
Di balik pencapaian itu ada kerja sulit pihak prodi dan dosen yang tak berhenti membimbing, mahasiswa yang terus berkarya, serta alumni yang menjaga nama baik almamater dan pdh maron dengan prestasi di luar tembok kampus.
Gelar Unggul ini bukan hadiah, melainkan hasil dari kesungguhan yang dibangun bertahun-tahun lamanya.
Bukti keunggulan itu nyata terlihat dari jejak prestasi mahasiswanya. Di bidang perfilman, karya-karya mahasiswa KPI sering menembus nominasi bahkan meraih penghargaan di berbagai festival. Dalam dunia tulis-menulis, mereka aktif mempublikasikan jurnal, artikel, hingga buku yang menjadi kontribusi nyata untuk dunia akademik dan masyarakat. Semua itu menunjukkan bahwa ilmu yang mereka pelajari tidak berhenti di ruang kuliah, tetapi tumbuh menjadi karya yang bernilai.
KPI juga dikenal sebagai rumah lahirnya talenta-talenta kreatif. Dari sini muncul filmmaker, fotografer, penulis naskah, reporter, MC, presenter, desainer, hingga humas profesional. Masing-masing memiliki ciri dan cara sendiri dalam menyalurkan pesan, tapi semua berangkat dari semangat yang sama: menghadirkan komunikasi yang bermakna.
Di balik kemampuan itu, ada lingkungan akademik yang penuh dukungan, tempat bakat diasah dan ide diberi ruang untuk berkembang.
Pembuktian lain datang dari para alumninya yang kini berkiprah di berbagai sektor, mulai dari lembaga pemerintahan, agensi media, filmmaker, humas lembaga publik, hingga posisi strategis di instansi resmi.
Keberadaan mereka bukan hanya menunjukkan keberhasilan individu, tapi juga menjadi cerminan kualitas pendidikan yang telah diberikan KPI. Mereka membawa semangat profesionalitas, etika, dan intelektualitas yang lahir dari proses panjang di kampus ini.
Keberhasilan itu juga tidak lepas dari dukungan fasilitas yang mumpuni. KPI memiliki Studio TV, Studio Radio, Laboratorium Komputer, serta komunitas aktif di bidang film, pers mahasiswa, sanggar kesenian, maupun olahraga yakni KPI United. Semua itu menjadi wadah pembelajaran nyata yang memperkuat keterampilan sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri mahasiswa dalam berkarya.
Namun di atas semua itu, kekuatan terbesar KPI justru terletak pada rasa kekeluargaan yang erat di antara mahasiswa dosen,alumni dan pastinya pihak prodi yang menjadi sebuah energi kolektif yang menjaga semangat untuk terus tumbuh.
Kini, ketika KPI Ar-Raniry menyandang predikat Unggul, semua pihak tahu bahwa ini bukan kebetulan. Ini adalah bukti dari perjalanan panjang dan berbeda seperti layaknya slogan kpi yakni “KPI Beda” yang penuh makna untuk tampil beda di setiap pengorbanan, perjuangan hingga pencapaian.
KPI tidak perlu banyak bicara untuk meyakinkan siapa pun, karena setiap karyanya sudah menjadi bukti yang bersuara lebih keras dari kata-kata.
Dalam sejarah komunikasi di Aceh, KPI Ar-Raniry bukan hanya bagian dari perjalanan ia adalah tonggak pembuktian bahwa unggul bukan sekadar status, tapi identitas yang lahir dari kualitas.