 |
| Husnul Zikra (baju biru) sedang membacakan puisi dalam peringatan 26 tahun Tragedi Simpang KKA yang digelar di Tugu Simpang KKA, Aceh Utara, Sabtu (3/5/2025). (Foto: Ist) |
Husnul Zikra, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Al-Muslim, Peusangan, Bireuen, menyuarakan nurani rakyat lewat bait-bait puisi dalam peringatan 26 tahun Tragedi Simpang KKA yang digelar di Tugu Simpang KKA, Aceh Utara, Sabtu (3/5/2025).
Puisi berjudul “Dari Aceh untuk Dunia Kesaksian Seorang Anak Bangsa” dibacakan tepat di Tugu Simpang KKA, lokasi terjadinya tragedi berdarah 3 Mei 1999. Dalam suasana hening dan haru, mahasiswa semester enam itu menyampaikan keresahan, pertanyaan, dan kesedihan atas tragedi yang hingga kini belum sepenuhnya memperoleh keadilan.
“Di simpang ini, kami pernah berdarah dan diabaikan. Angin tak sekadar membawa debu, tapi bisikan nyawa-nyawa yang gugur. Sebelum sempat mengatakan selamat pagi pada ibunya,” ucap Husnul dalam pembukaan puisinya.
Husnul menyinggung trauma yang dirasakan para perempuan pasca-tragedi. Ia juga menyindir sikap negara yang dianggap abai terhadap penderitaan warganya sendiri.
"Di simpang ini, trauma terus menghantui para wanita seakan harga diri, hanya berdasarkan nafsu hina semata. Bukan hanya tubuh yang tumbang, tapi harga diri dan kepercayaan juga," lanjut puisinya.
Diakhir Husnul juga menyinggung tragedi Simpang KKA menyimpan luka yang mendalam, serupa dengan konflik di Timur Tengah yang perih dan mencekam.
"Kukira konflik di Timur Tengah saja yang perih dan mencekam. Ternyata luka terdalam justru di tanah tempatku berpijak.Tanah yang dilupakan," tutup puisinya.
Saat pembacaan puisi, tampak hadir mahasiswa dari Universitas Al-Muslim, Universitas Malikussaleh, dan keluarga korban Tragedi Simpang KKA. []
