Nagan Raya – Masjid Baitul A’la atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Giok menjadi ikon kebanggaan masyarakat Nagan Raya. Terletak di Desa Lueng Baro, kawasan perkantoran Suka Makmue, masjid ini menjadi salah satu masjid pertama di Indonesia yang dibangun menggunakan batu giok alami sebagai material utamanya.
Pembangunan masjid dimulai pada masa kepemimpinan Bupati T Zulkarnaini dan Wakil Bupati Kasem Ibrahim pada tahun 2010.
Proses pembangunan yang memakan waktu cukup lama disebabkan oleh tingkat ketelitian tinggi dalam pemasangan batu giok. Masjid ini akhirnya diresmikan pada September 2022 oleh Bupati H. M. Jamin Idham.
Dengan ukuran 75 x 47,5 meter dan berdiri di atas lahan seluas tiga hektar, Masjid Baitul A’la terdiri dari dua lantai utama dan satu lantai basement.
Kapasitasnya mampu menampung sekitar 5.600 jamaah. Basement difungsikan sebagai area tempat wudhu dan parkir.
Dari luar, masjid ini menampilkan arsitektur khas Timur dengan dominasi warna putih yang melambangkan kesucian. Namun, kemewahan sesungguhnya tampak ketika memasuki interiornya yang dipenuhi ornamen batu giok berwarna hijau, mulai dari lantai, sebagian dinding, hingga tiang-tiang penyangga.
Batu giok yang digunakan terdiri dari jenis jadeit, nephrit, dan serpentin (black jade), yang ditambang langsung dari Pegunungan Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Nagan Raya.
Proses pengolahannya dilakukan oleh tenaga ahli dari Tulung Agung, Jawa Timur, di lokasi yang berjarak sekitar 500 meter dari masjid.
Total anggaran pembangunan masjid ini mencapai Rp128 miliar.
Saat ini, pengelolaan masjid berada di bawah tanggung jawab Teuku Raja Maulana, yang juga bertindak sebagai marbot dan panitia kegiatan keagamaan.[Nur Khaidar]