Iklan

Iklan

Kesempurnaan Iman: Menjaga Keseimbangan Hablumminallah dan Hablumminannas

4/26/25, 01:07 WIB Last Updated 2025-04-25T18:19:22Z


Banda AcehKesempurnaan iman seorang Muslim tidak hanya terletak pada kedekatan spiritual kepada Allah, tetapi juga dalam kemampuan menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Inilah inti pesan khutbah Jumat yang disampaikan oleh Dr. Tgk Mujtahid, Lc., MA, di Masjid Jami’ Babussalam, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Jumat (25/4/2025).

 

 

Dalam khutbah bertema “Momentum Hablumminallah & Hablumminannas”, Tgk Mujtahid mengingatkan jamaah tentang pentingnya menyelaraskan dua aspek utama dalam kehidupan beragama: hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas).

 

 

“Alhamdulillah, kita telah sampai di Jumat terakhir bulan Syawal. Ini berarti hampir sebulan kita meninggalkan bulan suci Ramadan,” ujarnya membuka khutbah. 


Ia bersyukur melihat komitmen umat Muslim yang terus menjaga ibadah pasca-Ramadan, terutama dalam hal ibadah vertikal kepada Allah.

 

 

Namun, menurutnya, peningkatan spiritual yang dilakukan selama Ramadan seharusnya juga diiringi dengan perbaikan hubungan sosial. 


“Ibadah di bulan Ramadan biasanya kita manfaatkan untuk meningkatkan hubungan dengan Allah. Tapi Allah juga menginginkan kita memperbaiki hubungan dengan sesama manusia,” tegasnya.

 

 

Tgk Mujtahid menyoroti fenomena sosial di tengah masyarakat Muslim, di mana banyak yang sangat tekun beribadah secara pribadi namun mengabaikan aspek sosial keislaman, seperti kepedulian terhadap sesama, kejujuran dalam muamalah, dan rasa empati dalam pergaulan.

 

 

“Orang yang bertaqwa, puncaknya adalah iman. Dan iman itu bukan hanya soal percaya kepada Allah, tetapi juga kepada hal-hal yang ghaib, serta bagaimana kita memperlakukan sesama manusia,” jelasnya.

 

 

Dalam khutbah yang disampaikan dengan gaya tenang namun penuh makna itu, beliau juga menyinggung tentang ketidakseimbangan dalam hidup beragama. Banyak orang rajin beribadah, namun masih lalai dalam amanah, tidak jujur dalam berbisnis, atau enggan membantu sesama.

 

 

“Ibadah yang benar bukan hanya soal antara hamba dan Tuhan, tetapi juga menciptakan dampak positif dalam masyarakat,” katanya. Ia menambahkan bahwa sikap seperti korupsi, menyebar fitnah di media sosial, hingga kurangnya empati kepada tetangga adalah bukti dari ketidakseimbangan dalam memahami ajaran Islam.

 

 

Untuk memperbaiki habluminannas, kata Tgk Mujtahid, seseorang harus memulainya dari lingkungan terdekat, yakni keluarga. 


“Kalau ingin memperbaiki hubungan dengan manusia, kita harus mulai dari keluarga terlebih dahulu,” tuturnya.

 

 

Setelah keluarga, hubungan sosial diperluas ke lingkungan sekitar, terutama tetangga. 


“Tidak sempurna iman seorang Muslim bila tidak berhubungan baik dengan tetangganya,” pungkasnya.

 

 

Ia juga menyerukan agar umat Islam menjadikan ibadah sebagai kekuatan transformasi sosial, bukan sekadar rutinitas spiritual. 


Menurutnya, kesalehan sejati harus tampak dalam perilaku sehari-hari yang adil, jujur, dan penuh kasih sayang.

 

 

Sebagai penutup khutbah, Tgk Mujtahid berdoa agar umat Islam menjadi pribadi yang istiqamah dalam iman, serta konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan. 


Ia berharap khutbah ini menjadi pengingat menjelang datangnya bulan suci Ramadan tahun depan, agar umat Islam tidak hanya memperbaiki diri secara spiritual, tetapi juga sosial. [Fhatin & Arum]

 

 

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kesempurnaan Iman: Menjaga Keseimbangan Hablumminallah dan Hablumminannas

Terkini

Topik Populer

Iklan