Iklan

Iklan

Harga Emas Per-Manyam di Banda Aceh Turun: Makna Jeulame dalam Adat Pernikahan Aceh

4/26/25, 20:04 WIB Last Updated 2025-04-26T13:51:13Z


Banda Aceh – (26/04/2025) Harga emas per-manyam di Banda Aceh mengalami penurunan cukup signifikan. Fenomena ini menjadi perhatian masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan tradisi jeulame dalam pernikahan adat Aceh, di mana emas menjadi simbol penting dalam prosesi sakral tersebut.



Jeulame, atau yang dalam bahasa Indonesia berarti mahar, merupakan simbol cinta yang diberikan oleh calon pengantin pria (linto baro) kepada calon pengantin wanita (dara baro). Dalam adat Aceh, jeulame tidak sekadar hadiah, melainkan bukti kesiapan dan tanggung jawab seorang pria untuk meminang dan membina rumah tangga.



Menurut informasi yang dilansir dari rri.co.id, dalam adat Aceh, nilai jeulame harus seimbang tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal ini bertujuan agar mahar benar-benar diperoleh melalui usaha yang sungguh-sungguh, sehingga menjadi bentuk penghargaan terhadap perempuan yang dipinang. Jeulame juga mengajarkan nilai penting kerja keras dan kesungguhan dalam membangun kehidupan rumah tangga.



Dalam prosesi adat Aceh, penentuan nilai jeulame biasanya menggunakan satuan manyam. Manyam adalah satuan takaran emas murni yang sudah digunakan sejak masa Kesultanan Samudera Pasai. Secara filosofis, emas manyam dianggap sebagai lambang keseriusan pria dan penghormatan terhadap martabat perempuan dalam masyarakat Aceh.



Satu manyam setara dengan 3,33 gram emas murni. Emas sebagai jeulame menegaskan bahwa seorang perempuan dipandang sangat berharga, dan pantas diperlakukan dengan hormat serta dijaga kehormatannya dalam kehidupan sosial masyarakat.



Namun, saat ini harga emas di Banda Aceh menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan laporan SerambiNews.com, harga emas per-manyam turun sebesar Rp240.000. Dari harga sebelumnya yang mencapai Rp6.120.000–Rp6.140.000 per-manyam, kini menjadi Rp5.880.000 per-manyam. Penurunan ini dinilai cukup drastis dibandingkan periode sebelumnya.



Penyebab utama penurunan ini dikaitkan dengan fluktuasi harga emas dunia, pengaruh kondisi ekonomi global, serta meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.



Masyarakat menyambut penurunan ini dengan harapan harga emas dapat terus turun hingga mencapai tingkat normal. Selama ini, mahalnya harga emas kerap menjadi kekhawatiran tersendiri, terutama karena berpotensi memicu kenaikan harga barang lainnya dan menambah tekanan ekonomi bagi masyarakat.



Di sisi lain, dengan turunnya harga emas, diharapkan tradisi jeulame dapat tetap lestari tanpa memberatkan pihak keluarga calon pengantin, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam adat pernikahan Aceh tetap dapat dijaga dan diteruskan ke generasi berikutnya. []


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Harga Emas Per-Manyam di Banda Aceh Turun: Makna Jeulame dalam Adat Pernikahan Aceh

Terkini

Topik Populer

Iklan